Temanggung (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan dana para nasabah Badan Kredit Kecamatan (BKK) Pringsurat, Kabupaten Temanggung, aman bahkan dapat segera dicairkan.

Jaminan kepastian tersebut disampaikan Ganjar di hadapan para nasabah BKK Pringsurat Temanggung di kantor Bupati Temanggung, Kamis.

"Tenang, tidak perlu khawatir, saya jamin 100 persen dana nasabah tidak akan hilang, semua akan dikembalikan utuh. Mulai Senin (4/2) besok dana nasabah sudah bisa dicairkan dananya secara bertahap, tapi saya minta sabar dan menunggu giliran sesuai dengan tahapan yang ada," kata Ganjar.

BKK Pringsurat Temanggung mengalami permasalahan cukup serius karena diduga ada penyelewengan dalam pengelolaan dana dari masyarakat sehingga membuat bank mengalami kesulitan keuangan.

Hal tersebut mengakibatkan bank tidak bisa membayar uang simpanan nasabah hingga kasusnya ditangani jajaran Kejaksaan  Negeri Temanggung yang kemudian menahan dua Direktur BKK Pringsurat yakni Suharno dan Riyanto atas sangkaan kasus korupsi yang menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp103 miliar.

Atas kasus itu, para nasabah BKK Pringsurat Temanggung juga resah terkait uang yang mereka simpan di bank tersebut, sebab mereka tidak dapat mencairkan dana itu karena bank sudah tidak memiliki uang.

Ganjar mengaku sudah mengecek dan mengakui ada penyalahgunaan yang merupakan praktik buruk perbankan.

Terus usut
"Saya minta kepada Kejari Temanggung untuk terus mengusut tuntas kasus hukumnya dan menyikat habis pihak-pihak yang terlibat. Ini bikin malu, bikin marah betul masyarakat," ujarnya didampingi Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadzi.

Untuk mengembalikan seluruh dana nasabah itu, Pemprov Jateng dan Pemkab Temanggung selaku pemegang saham meminta waktu sekitar satu tahun dan nantinya pengembalian akan dijadwalkan dengan skala prioritas, yang mendesak dikembalikan akan dipercepat dan mana yang bisa diselesaikan dengan mekanisme lain.

"Ada skema yang sudah disiapkan, kami sudah meminta bantuan Bank Jateng untuk membantu pengembalian dana nasabah ini, sekitar Rp113 miliar. Insya Allah semuanya selesai tahun ini, namun ada beberapa nasabah yang spesifik yang harus diselesaikan dengan mekanisme lain," katanya.

Selain menyelesaikan persoalan BKK Pringsurat, Ganjar juga mengatakan kasus tersebut menjadi pembelajaran untuk menata BKK di seluruh Jateng dan akan melakukan evaluasi dan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penataan.

Salah satu nasabah BKK Pringsurat, Sri Hartatik (37), mengaku senang dengan kepastian yang disampaikan dari Gubernur Jateng sebab selama dua tahun terakhir, ia bersama nasabah lain selalu resah dan khawatir uang yang disimpan di BKK Pringsurat tidak akan kembali.

"Alhamdulillah, sudah tenang rasanya sekarang, sudah lama sekali menanti kepastian ini, selama ini hanya resah dan takut uangnya hilang. Sekarang sudah ada jaminan dari Pak Gubernur, kami nasabah sudah tenang dan tidak was-was lagi," kata dia.

Hartatik mengatakan sudah menabung di bank tersebut sejak 2001, awalnya berupa tabungan biasa, namun lama-lama diminta untuk dijadikan deposito.

"Saya tertarik karena bunganya lumayan, 12 persen setahun, namun pada April 2017 saya mau mencairkan katanya tidak bisa karena tidak ada uang. Sampai sekarang uang saya tidak bisa dicairkan," ujarnya yang mengaku memiliki tabungan dan deposito ratusan juta itu.

Usai memberikan keterangan kepada para nasabah, Ganjar langsung menuju ke kantor BKK Pringsurat dan di tempat itu melakukan rapat tertutup dengan jajaran direktur dan karyawan.

Usai rapat, Ganjar yang masih sudah ditunggu puluhan nasabah di depan kantor meminta agar poster berisi tulisan cacian dan makian dari para nasabah tertempel di kantor BKK Pringsurat dicopoti serta dibersihkan. (LHP)

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024