Semarang (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggratiskan penggunaan bangunan Wisma Perdamaian yang berada di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, untuk kegiatan-kegiatan positif oleh berbagai kalangan.

"Saya sering dicurhati kok nyari tempat pentas susah, bayar gedung mahal, maka saya silakan pakai saja Wisma Perdamaian, gratis," kata Ganjar di Semarang, Senin.

Ganjar menyebutkan saat ini Wisma Perdamaian sudah mulai dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk menggelar kegiatan kesenian maupun pertemuan resmi lainnya.

Beberapa kegiatan yang digelar di Wisma Perdamaian antara lain, pameran kartun, pentas peringatan hari anak, pentas kesenian musik, tari, dan teater hingga seminar, serta sarasehan kebangsaan.

"Silakan dimanfaatkan untuk beragam kegiatan yang positif," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Wisma Perdamaian memiliki sejumlah ruangan yang cukup besar, bisa menampung hingga ratusan orang dengan kondisi bangunan masih terawat. Selain itu, lahan terbukanya memiliki daya tampung parkir kendaraan roda dua dan empat lebih dari 100 unit.

Nilai plus lain, gedung ini berlokasi di titik strategis Tugu Muda, dengan akses angkutan umum dari berbagai penjuru. Belum diperoleh keterangan apakah publik diizinkan menggunakan gedung tersebut untuk resepsi perkawinan.

Guru Besar Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang Totok Roesmanto menjelaskan Wisma Perdamaian dulu digunakan sebagai rumah dinas petinggi VOC saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Utara Bagian Pesisir Timur dan pertama kali digunakan sebelum 1755 menjelang Perjanjian Giyanti.

Bangunan Wisma Perdamaian dulu dikenal dengan nama De Vredestein yang artinya istana perdamaian itu juga merupakan bagian dari rancangan pelebaran kota dari wilayah kota lama menuju ke arah Karang Asem (sekarang Randusari).

Bangunan bersejarah yang dirancang Nicholas Harting itu mengalami beberapa perubahan hingga pertengahan abad ke-19 masih berupa bangunan tunggal dua lantai yang berarsitektur klasik dan bercirikan pilar pilar rangkap dengan kapitel berornamen serta bermotif bunga.

Secara arsitektur, bangunan Wisma Perdamaian juga telah mengalami banyak perubahan menyesuaikan fungsi bangunan itu sendiri yang pernah digunakan sebagai Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada 1978, dan pernah juga digunakan untuk Kantor Sosial pada 1980-an dan selanjutnya untuk Kantor Kanwil Pariwisata Jawa Tengah pada1994.

Setelah direvitalisasi pada 1994, Wisma Perdamaian sempat menjadi Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah pada era Gubernur Soewardi bersamaan dengan penyematan "Wisma Perdamaian" sebagai nama gedung, namun, setelah era Gubernur Suwardi, para gubernur kembali menggunakan bangunan Puri Gedeh di Kecamatan Gajahmungkur menjadi rumah dinas.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024