Jakarta (Antaranews Jateng) - Xiaomi baru saja mengumumkan bahwa Redmi, yang selama ini jadi lini seri ponsel, akan dilepas menjadi jenama independen yang terpisah dari produk-produk Xiaomi.
Redmi bukan pecahan pertama dari Xiaomi, pertengahan tahun 2018 kemarin mereka mengumumkan sub-brand Pocophone yang sudah memiliki satu produk bernama F1.
CEO Xiaomi, Lei Jun, menjelaskan Redmi dan Xiaomi akan mengambil segmen pasar yang berbeda.
Ponsel Redmi akan fokus menggarap pasar yang dia sebut “value for money”, harga produk berbanding lurus dengan kualitas yang dimiliki.
Ponsel Redmi yang selama ini berbedar memiliki spesifikasi kelas, seperti yang terbaru Redmi Note 6 Pro menggunakan Snapdragon 636 dipadukan dengan RAM 3GB dan kapasitas internal 32GB. Dari segi harga, ponsel ini dihargai sekitar Rp3jutaan.
Sementara itu, Xiaomi akan difokuskan untuk ponsel segmen menengah ke atas dan ponsel premium.
Baca juga: Tampilan ponsel layar lipat Xiaomi bocor, bakal saingi Samsung
Ponsel Xiaomi mungkin akan bersinggungan dengan Pocophone. Beberapa seri Mi selama ini dikenal sebagai ponsel sejuta umat, misalnya melalui seri Mi A1 yang mendapatkan respons positif sehingga Xiaomi memboyong generasi penerusnya, Mi A2 beberapa waktu lalu.
Seri Mi A1 dan Mi A2 ditawarkan di atas harga Rp3 jutaan, Mi A1 saat diluncurkan pada akhir 2017 lalu dijual seharga Rp3,099 juta dan Mi A2 seharga Rp3,699 juta.
Mi juga memiliki andalan lain dengan Mi Mix, meski pun ponsel ini tidak hadir di Indonesia. Seri Mi Mix ini menggunakan prosesor berspesifikasi tinggi, yang terbaru Mi Mix 3 menggunakan chipset octa-core Snapdragon 845 buatan Qualcomm.
Baca juga: Redmi jadi merek sendiri, terpisah dari Xiaomi
Posisi yang ditempati Xiaomi ini mirip dengan sub-brand Pocophone, yang sejak awal kemunculannya sudah menyatakan diri untuk membuat produk flagship. Umumnya, ponsel kategori flagship ini juga tergolong produk premium, spesifikasi yang mumpuni diimbangi dengan harga jual yang tinggi.
Namun, dalam blog resmi Xiaomi, Pocophone menyatakan diri mereka berbeda dengan keluaran Mi. Mi menggarap produk flagship dengan spesifikas komplit yang dapat menjadi standard baru di industri.
Pocophone akan fokus pada satu aspek yang ada di ponsel flaghsip, terutama dari segi performa karena mereka menyasar konsumen tech enthusiast atau penggila gawai.
Ponsel perdana dari Pocophone, F1 rilis pada pertengahan tahun lalu, termasuk di Indonesia.
Pocophone F1 memakai chipset Snapdragon 845, diimbangi dengan RAM 6GB dan kapasitas interna 64GB. Pocophone juga memberikan baterai besar untuk F1, sebanyak 4.000mAH.
Baca juga: Deretan smartphone low-end yang meluncur tahun 2018
Redmi bukan pecahan pertama dari Xiaomi, pertengahan tahun 2018 kemarin mereka mengumumkan sub-brand Pocophone yang sudah memiliki satu produk bernama F1.
CEO Xiaomi, Lei Jun, menjelaskan Redmi dan Xiaomi akan mengambil segmen pasar yang berbeda.
Ponsel Redmi akan fokus menggarap pasar yang dia sebut “value for money”, harga produk berbanding lurus dengan kualitas yang dimiliki.
Ponsel Redmi yang selama ini berbedar memiliki spesifikasi kelas, seperti yang terbaru Redmi Note 6 Pro menggunakan Snapdragon 636 dipadukan dengan RAM 3GB dan kapasitas internal 32GB. Dari segi harga, ponsel ini dihargai sekitar Rp3jutaan.
Sementara itu, Xiaomi akan difokuskan untuk ponsel segmen menengah ke atas dan ponsel premium.
Baca juga: Tampilan ponsel layar lipat Xiaomi bocor, bakal saingi Samsung
Ponsel Xiaomi mungkin akan bersinggungan dengan Pocophone. Beberapa seri Mi selama ini dikenal sebagai ponsel sejuta umat, misalnya melalui seri Mi A1 yang mendapatkan respons positif sehingga Xiaomi memboyong generasi penerusnya, Mi A2 beberapa waktu lalu.
Seri Mi A1 dan Mi A2 ditawarkan di atas harga Rp3 jutaan, Mi A1 saat diluncurkan pada akhir 2017 lalu dijual seharga Rp3,099 juta dan Mi A2 seharga Rp3,699 juta.
Mi juga memiliki andalan lain dengan Mi Mix, meski pun ponsel ini tidak hadir di Indonesia. Seri Mi Mix ini menggunakan prosesor berspesifikasi tinggi, yang terbaru Mi Mix 3 menggunakan chipset octa-core Snapdragon 845 buatan Qualcomm.
Baca juga: Redmi jadi merek sendiri, terpisah dari Xiaomi
Posisi yang ditempati Xiaomi ini mirip dengan sub-brand Pocophone, yang sejak awal kemunculannya sudah menyatakan diri untuk membuat produk flagship. Umumnya, ponsel kategori flagship ini juga tergolong produk premium, spesifikasi yang mumpuni diimbangi dengan harga jual yang tinggi.
Namun, dalam blog resmi Xiaomi, Pocophone menyatakan diri mereka berbeda dengan keluaran Mi. Mi menggarap produk flagship dengan spesifikas komplit yang dapat menjadi standard baru di industri.
Pocophone akan fokus pada satu aspek yang ada di ponsel flaghsip, terutama dari segi performa karena mereka menyasar konsumen tech enthusiast atau penggila gawai.
Ponsel perdana dari Pocophone, F1 rilis pada pertengahan tahun lalu, termasuk di Indonesia.
Pocophone F1 memakai chipset Snapdragon 845, diimbangi dengan RAM 6GB dan kapasitas interna 64GB. Pocophone juga memberikan baterai besar untuk F1, sebanyak 4.000mAH.
Baca juga: Deretan smartphone low-end yang meluncur tahun 2018