Semarang (Antaranews Jateng) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi ternyata tidak merata terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi secara nasional tercatat 5,17 persen, tetapi dilihat dari profil pertumbuhan sebenarnya tidak cukup merata," kata Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam Seminar "Prospek Bisnis dan Investasi Jawa Tengah 2019" di Semarang, Rabu.

Menurut dia, ada wilayah yang tumbuh cukup tinggi, seperti Sulawesi yang mencapai 6 persen.

"Tetapi kontribusi terhadap GDP (Gross Domestic Product) tidak terlalu besar," tambahnya.

Menurut dia, kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi masih berasal dari Pulau Jawa yang mencapai 5,7 persen.

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi, lanjut dia, terdapat sejumlah kondisi yang harus dijaga, seperti sektor riil, kebijakan moneter, APBN, serta neraca pembayaran.

Ia menyebut tingkat inflasi nasional cukup stabil dengan kondisi APBN yabg sangat baik.

"Angka kemiskinan turun hibgga berada di bawah 10 persen. Tahun depan presiden minta angka kemiskinan turun menjadi di bawah 9 persen," tambahnya.

Dari sektor belanja, ia menyebut negara juga cukup giat belanja dengan tingkat pertumbuhan sekitar 11 persen, lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 6,9 persen.

Kondisi tersebut, menurut dia, juga didukung defisit APBN sebesar 1,9 persen, lebih rendah dari perkiraan awal sebesar 2,2 persen.

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024