Jepara (Antaranews Jateng) - Peternak sapi potong di Kabupaten Jepara diminta untuk terus berinovasi agar usaha peternakannya bisa berkembang lebih pesat.

 "Dengan berinovasi, setidaknya bisa meningkatkan daya saing para peternak sapi potong di era keterbukaan informasi seperti sekarang," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara Prayogo saat memberikan bimbingan teknis budidaya sapi potong di Hall Maribu Jepara, Selasa.

 Bimbingan teknis ternak sapi potong digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng, bekerja sama dengan Komisi VII DPR RI.

 Menurut dia, jumlah peternak sapi potong di Kabupaten Jepara mencapai seribuan lebih, sehingga peternak yang masih mengandalkan cara konvensional tentu sulit berkembang.

 Populasi ternak sapi potong tersebar di wilayah utara seperti di Kecamatan Donorojo, Keling, Kembang, Bangsri dan Pakis Aji.

 Masing-masing kecamatan, katanya, tingkat populasi sapi potongnya antara 5.000 hingga 7.000 ekor.

 Prayogo mengemukakan untuk pengembangan ternak sapi di Jepara, para peternak sudah mendapatkan banyak bantuan, baik dari Pemkab Jepara maupun dari Pemprov Jateng.

 "Kami tengah mengupayakan pembuatan koloni untuk setiap kelompok usaha ternak sapi. Di mana setiap koloni terdiri dari 10 hingga 15 ekor sapi agar pengawasannya mudah untuk kesehatan dan lainnya," ujarnya.

 Kabupaten Jepara juga mendapatkan bantuan inseminasi buatan melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting.

 Sejak tahun 2017 hingga 2018, ia mencatat, ada 12.000 suntikan dan saat ini menunggu kelahiran.

 Anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto menjelaskan, agenda ini digelar sebagai pelengkap pengetahuan dari para peternak yang sudah memiliki banyak pengalaman.

 "Baik dari sisi perawatan maupun dalam pengadaan pakan. Potensi Jepara sebagai lumbung sapi di Jateng yang besar membuktikan jika wilayah Pantura peternak sapinya memiliki kemampuan memadai," ujarnya.

 Akan tetapi, lanjut dia, pengalaman tersebut perlu ditambah dengan pengetahuan dan inovasi baru sehingga tenaga ahli dari Kementerian Pertanian didatangkan agar bisa menyebarluaskan hasil penelitiannya.

 Ia melanjutkan peternak sapi di Jepara sudah menggunakan pakan dari limbah pertanian, termasuk dari rumput yang ditanam sendiri.

 Meski demikian, peternak perlu diberikan pengetahuan baru terkait hal itu, seperti tata cara mengatur pakan dengan baik sehingga tidak terbuang sia-sia saat pakan melimpah dan tidak kekurangan saat sulit.

 Daryatmo menandaskan potensi sapi, khususnya dari jenis peranakan ongole di Jepara cukup besar, bahkan menjadi unggulan di Jepara.

 Hanya saja, lanjut dia, Pemkab Jepara perlu mendata dan pemetaan secara terperinci potensinya sehingga bisa menjadi data utama dalam pengembangan.


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024