Semarang (Antaranews Jateng) - Sejumlah pelari mancanegara bakal meramaikan lomba lari Semarang 10K yang akan digelar pada 16 Desember 2018 dengan mengusung konsep "sportourism".
"Ada enam negara yang berpartisipasi pada lomba lari Semarang 10K mendatang, di antaranya Kenya, Inggris, dan Belanda," kata Ketua Panitia Lomba Semarang 10K Lukminto Wibowo saat dihubungi di Semarang, Minggu.
Ia menilai minat masyarakat untuk mengikuti Semarang 10K sangat luar biasa karena hanya dalam waktu 1,5 bulan sejak ajang ini diumumkan, kuota peserta sebanyak 2.000 pelari sudah terisi.
Hingga saat ini masih banyak calon peserta yang tidak kebagian tiket mengikuti Semarang 10K dengan total jarak sejauh 10,19 kilometer tersebut.
Selain itu, hal menarik lainnya adalah 63 persen leserta Semarang 10K berasal dari luar Kota Semarang.
Realitas tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa cabang olahraga lari masih menjadi primadona di kalangan masyarakat.
"Lomba lari masih jadi magnet dan mayoritas peserta lomba lari dari luar Semarang, tentu sangat melegakan karena ikhtiar dan konsep awal lomba lari ini adalah menjual pariwisata Semarang," ujarnya.
Peserta lomba Semarang 10K akan dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori umum dengan rentang umur 18-45 tahun, serta kategori master untuk peserta yang berumur 45 tahun atau lebih.
Semarang 10K memberikan daya tarik sebuah petualangan napak tilas sejarah dan budaya karena menempuh rute melewati bangunan-bangunan bersejarah di Kota Semarang.
Rute Semarang 10K adalah Jalan Pemuda kemudian menyusuri kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di Jalan Merak, Jalan Cendrawasih, Taman Srigunting hingga Jalan Letjen Suprapto.
Pria yang akrab disapa Luki tersebut mengaku sudah melakukan survei langsung ke lapangan bersama Wali Kota Hendrar Pribadi dan penyelenggara Semarang 10K lainnya guna memastikan rute yang akan dilalui peserta lomba lari.
"Dengan rute yang melewati kawasan Kota Lama Semarang, maka konsep 'sportourism' ada pada Semarang 10K," katanya.
"Ada enam negara yang berpartisipasi pada lomba lari Semarang 10K mendatang, di antaranya Kenya, Inggris, dan Belanda," kata Ketua Panitia Lomba Semarang 10K Lukminto Wibowo saat dihubungi di Semarang, Minggu.
Ia menilai minat masyarakat untuk mengikuti Semarang 10K sangat luar biasa karena hanya dalam waktu 1,5 bulan sejak ajang ini diumumkan, kuota peserta sebanyak 2.000 pelari sudah terisi.
Hingga saat ini masih banyak calon peserta yang tidak kebagian tiket mengikuti Semarang 10K dengan total jarak sejauh 10,19 kilometer tersebut.
Selain itu, hal menarik lainnya adalah 63 persen leserta Semarang 10K berasal dari luar Kota Semarang.
Realitas tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa cabang olahraga lari masih menjadi primadona di kalangan masyarakat.
"Lomba lari masih jadi magnet dan mayoritas peserta lomba lari dari luar Semarang, tentu sangat melegakan karena ikhtiar dan konsep awal lomba lari ini adalah menjual pariwisata Semarang," ujarnya.
Peserta lomba Semarang 10K akan dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori umum dengan rentang umur 18-45 tahun, serta kategori master untuk peserta yang berumur 45 tahun atau lebih.
Semarang 10K memberikan daya tarik sebuah petualangan napak tilas sejarah dan budaya karena menempuh rute melewati bangunan-bangunan bersejarah di Kota Semarang.
Rute Semarang 10K adalah Jalan Pemuda kemudian menyusuri kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di Jalan Merak, Jalan Cendrawasih, Taman Srigunting hingga Jalan Letjen Suprapto.
Pria yang akrab disapa Luki tersebut mengaku sudah melakukan survei langsung ke lapangan bersama Wali Kota Hendrar Pribadi dan penyelenggara Semarang 10K lainnya guna memastikan rute yang akan dilalui peserta lomba lari.
"Dengan rute yang melewati kawasan Kota Lama Semarang, maka konsep 'sportourism' ada pada Semarang 10K," katanya.