Boyolali (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melalui Dinas Kesehatan setempat mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai deteksi dini untuk mencegah penyakit human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immuno deficiency syndrome" (AIDS) di wilayahnya.
"Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kabupaten Boyolali terus mengampanyekan pemeriksaan untuk mendeteksi penderita HIV/AIDS di Boyolali," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri Survivalina di sela acara Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2018 di Pendopo Gede Boyolali, Selasa.
Menurut Ratri Survivalina, HIV/AIDS hingga sekarang membutuhkan perhatian khusus dan lebih karena jumlah penderita di Boyolali dari tahun ke tahun makin bertambah.
"Jumlah penderita baru HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali sudah ditemukan sebanyak 48 orang," kata Ratri Survivalina.
Dia mengatakan pihaknya dalam pemeriksaan menargetkan sebanyak 8.244 orang, tetapi realisasinya 7.426 orang atau sekitar 90,32 persen.
Selain itu, pihaknya juga melakukan program tiga strategi zero di Boyolali. Yakni, tidak ada infeksi baru untuk HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat komplikasi yang disebabkan HIV/AIDS, dan tidak ada diskriminasi bagi penderita.
Hal itu sesuai dengan tujuan penanggulangan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS, yakni meningkatkan kualitas hidup dari penderita.
Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengatakan pihaknya mengajak masyarakat agar cek kesehatan untuk mengetahui penyakit di dalam tubuh. Hal itu, dilakukan sebagai upaya untuk menekan jumlah penderita penyakit terutama HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali.
"Masyarakat bersemangat menjalankan kesehatan dengan keberanian melakukan cek secara langsung ke rumah sakit," kata M Said Hidayat yang juga selaku Ketua Pelaksana KPA Boyolali.
"Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kabupaten Boyolali terus mengampanyekan pemeriksaan untuk mendeteksi penderita HIV/AIDS di Boyolali," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri Survivalina di sela acara Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2018 di Pendopo Gede Boyolali, Selasa.
Menurut Ratri Survivalina, HIV/AIDS hingga sekarang membutuhkan perhatian khusus dan lebih karena jumlah penderita di Boyolali dari tahun ke tahun makin bertambah.
"Jumlah penderita baru HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali sudah ditemukan sebanyak 48 orang," kata Ratri Survivalina.
Dia mengatakan pihaknya dalam pemeriksaan menargetkan sebanyak 8.244 orang, tetapi realisasinya 7.426 orang atau sekitar 90,32 persen.
Selain itu, pihaknya juga melakukan program tiga strategi zero di Boyolali. Yakni, tidak ada infeksi baru untuk HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat komplikasi yang disebabkan HIV/AIDS, dan tidak ada diskriminasi bagi penderita.
Hal itu sesuai dengan tujuan penanggulangan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS, yakni meningkatkan kualitas hidup dari penderita.
Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengatakan pihaknya mengajak masyarakat agar cek kesehatan untuk mengetahui penyakit di dalam tubuh. Hal itu, dilakukan sebagai upaya untuk menekan jumlah penderita penyakit terutama HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali.
"Masyarakat bersemangat menjalankan kesehatan dengan keberanian melakukan cek secara langsung ke rumah sakit," kata M Said Hidayat yang juga selaku Ketua Pelaksana KPA Boyolali.