Magelang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito membuka Indonesia National Training Camp untuk para atlet petenis muda berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Minggu, menyebutkan peserta kegiatan berjumlah 24 orang, sedangkan pelatihan berlangsung selama lima hari di Lapangan Pelti Kota Magelang pada 1-5 Desember 2018.

"Terus terang, tingkat nasional maupun regional, (atlet tenis lapangan, red.) belum berbicara secara signifikan. Apalagi di tingkat Asia," ujar Sigit ketika membuka acara itu di di GOR Tenis Indoor Armada Magelang, Sabtu (1/12).

Ia mengatakan upaya melahirkan para atlet potensial tidak bisa secara instan, namun melalui proses panjang dan berkelanjutan.

"Seperti 'training camp' ini. Jadi anak-anak disiapkan, dilatih. Tidak lain maksudnya untuk mempersiapkan generasi terbaik tenis di Indonesia," katanya.

Sigit berharap, peserta "training camp" bisa mengambil inspirasi dari para atlet tenis lapangan yang sempat berjaya pada masanya, seperti Hardiman, Yus Tejo, Martina, dan Yayuk Basuki.

"Mereka semua tidak tanggung-tanggung dalam menggeluti olahraga tenis lapangan. Dibutuhkan tanggung jawab besar, disiplin, kemauan keras. Semoga saja pertenisan nasional semakin maju, diperhitungkan seperti waktu dulu," katanya.

Wakil Ketua Bidang Pembinaan Pengurus Besar Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (Pelti) Dedi Prasetyo menjelaskan Indonesia Training Camp program jangka panjang PB Pelti.

"Jadi melalui 'training camp' ini, kita membina anak-anak usia 16 tahun ke bawah, yaitu kelompok usia 16 tahun, 14 tahun, dan 12 tahun. Anak-anak ini berasal dari seluruh Indonesia," kata dia.

Ia menjelaskan tentang tujuan kegiatan tersebut yang untuk meningkatkan kualitas kemampuan secara komprehensif, baik fisik, taktik, maupun mental para pemain.

"Jadi biar anak-anak tahu metode untuk meningkatkan permainan sepertu apa," katanya.

Ia mengatakan "training camp" diikuti anak-anak pilihan yang memiliki kemampuan bagus dalam tenis lapangan.  

"Bukan anak-anak pilihan yang peringkat 1 atau 2. Tapi anak-anak yang kemampuannya terus berkembang. Peringkat 1 atau 2 itu kan bukan jaminan, kalau peringkat tidak konsisten atau berkembang ya kalah," katanya. (hms)



 

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024