Temanggung (Antaranews Jateng) - Tamanam pisang warga Dusun Mendirat, Desa Pare, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berbuah langka sekaligus unik dengan panjang tandan 2 meter lebih.
Pemilik pohon pisang Ny. Munzaimah (41) di Temanggung, Selasa, menuturkan tanaman pisang tersebut tumbuh sekitar satu tahun lalu di belakang rumah.
"Tanaman tersebut tumbuh liar, kami tidak menanamnya dan baru pertama kali berbuah dan anakan pohon pisang ini juga masih kecil," katanya.
Meskipun buah pisang di bagian atas sudah menguning, jantung pisang masih ada dan bunganya selalu menjadi pisang meskipun tidak ada isinya.
Guna mengantisipasi pohon pisang setinggi tiga meter tersebut agar tidak roboh, oleh pemiliknya diberi tiang penyangga dan juga diikatkan ke sebuah pohon alpukat di dekatnya menggunakan kawat.
"Kami belum tahu pisang ini mau diapakan, bisa juga kami jual, tetapi untuk sementara biar begitu dulu jadi tontonan warga," katanya.
Ia menuturkan awalnya tidak ada yang aneh dengan pohon tersebut, seperti layaknya pohon pisang pada umumnya. Namun, seiring waktu berjalan, dalam dua bulan terakhir mulai menujukkan keanehan, yakni tandannya menjuntai panjang ke tanah dengan ribuan pisang.
"Tidak ada tanda-tanda aneh awalnya. Tetapi lambat laun tandannya semakin panjang dan buah pisangnya sangat banyak, mungkin ribuan jumlahnya." katanya.
Ia menambahkan meski masih banyak buah yang dalam kondisi mentah berwarna hijau, ada pula pisang yang sudah mulai menguning, terutama yang terdapat di bagian pangkal tandan. Meski demikian, ia sama sekali belum pernah mencicipi rasa buah pisang itu.
Kepala Desa Pare Supangat mengatakan fenomena pohon pisang dengan tandan 2,2 meter baru pertama kali terjadi di desanya.
Ia menuturkan tidak heran apabila banyak warga yang datang untuk melihat langsung kemudian berswafoto di sekitar pohon pisang tersebut.
Guna menghindari adanya kerusakan, saat ini di sekitar pohon tersebut diberi garis pembatas berupa tali.
Pemilik pohon pisang Ny. Munzaimah (41) di Temanggung, Selasa, menuturkan tanaman pisang tersebut tumbuh sekitar satu tahun lalu di belakang rumah.
"Tanaman tersebut tumbuh liar, kami tidak menanamnya dan baru pertama kali berbuah dan anakan pohon pisang ini juga masih kecil," katanya.
Meskipun buah pisang di bagian atas sudah menguning, jantung pisang masih ada dan bunganya selalu menjadi pisang meskipun tidak ada isinya.
Guna mengantisipasi pohon pisang setinggi tiga meter tersebut agar tidak roboh, oleh pemiliknya diberi tiang penyangga dan juga diikatkan ke sebuah pohon alpukat di dekatnya menggunakan kawat.
"Kami belum tahu pisang ini mau diapakan, bisa juga kami jual, tetapi untuk sementara biar begitu dulu jadi tontonan warga," katanya.
Ia menuturkan awalnya tidak ada yang aneh dengan pohon tersebut, seperti layaknya pohon pisang pada umumnya. Namun, seiring waktu berjalan, dalam dua bulan terakhir mulai menujukkan keanehan, yakni tandannya menjuntai panjang ke tanah dengan ribuan pisang.
"Tidak ada tanda-tanda aneh awalnya. Tetapi lambat laun tandannya semakin panjang dan buah pisangnya sangat banyak, mungkin ribuan jumlahnya." katanya.
Ia menambahkan meski masih banyak buah yang dalam kondisi mentah berwarna hijau, ada pula pisang yang sudah mulai menguning, terutama yang terdapat di bagian pangkal tandan. Meski demikian, ia sama sekali belum pernah mencicipi rasa buah pisang itu.
Kepala Desa Pare Supangat mengatakan fenomena pohon pisang dengan tandan 2,2 meter baru pertama kali terjadi di desanya.
Ia menuturkan tidak heran apabila banyak warga yang datang untuk melihat langsung kemudian berswafoto di sekitar pohon pisang tersebut.
Guna menghindari adanya kerusakan, saat ini di sekitar pohon tersebut diberi garis pembatas berupa tali.