Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan setidaknya masih ada tiga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait dengan momentum peringatan Hari Guru Nasional.
     
"Masih ada tiga PR yang berat, yakni bagaimana kesejahteraan tercukupi, infrastruktur sarana pendidikan bagus, dan menyiapkan guru seiring perkembangan era digital," katanya di Semarang, Senin.
     
Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu saat memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional yang dilaksanakan di halaman Balai Kota Semarang.
     
Hendi menjelaskan generasi sekarang ini berbeda dengan generasi zaman dulu dengan semakin maju dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, khusus di era milenial dan digital.
     
"Generasi-generasi milenial hari ini jauh berbeda dengan pola pendidikan zaman dahulu sehingga (pola pendidikan, red.) harus menyesuaikan dan selalu dinamis mengikuti perkembangan zaman," katanya.
     
Artinya, kata dia, dibutuhkan pelatihan-pelatihan untuk para guru terkait dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang selama ini berkembang dengan sedemikian pesatnya.
     
Diakuinya, PR besar tersebut merupakan tugas pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Semarang kepada guru sebagai pahlawan yang selama ini sudah mencetak para pemimpin bangsa.
     
"Ini adalah komitmen terhadap guru, dari pemerintah khususnya dan seluruh bangsa. Mereka (guru, red.) sudah mendidik anak-anak bangsa menjadi pemimpin bangsa yang berintelektual dan berakhlak," katanya.
     
Ia mencontohkan presiden yang tentunya berasal dari didikan guru, pejabat juga dididik oleh guru, demikian pula pengusaha yang berhasil karena jasa para guru yang membimbing mereka dengan ilmu dan pengetahuan.
     
Sebagai bentuk komitmen untuk menyelesaikan tiga PR besar itu, dirinya dalam berbagai kesempatan berkeliling sekolah-sekolah untuk melihat kondisi siswa, guru, dan sarana prasarana yang semakin membaik.
     
Hanya saja, Hendi mengaku kondisi guru di sekolah-sekolah swasta masih menjadi perhatiannya, sebab tingkat kesejahteraan mereka yang bekerja di sekolah swasta sepertinya belum mengalami peningkatan.
   
Ia sudah meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk mendata kondisi dan kebutuhan guru di sekolah-sekolah swasta untuk mendapatkan bantuan dari APBD Kota Semarang.
     
"Untuk yang sekolah negeri, semakin baik karena kami bisa langsung kasih perhatian. Nah, yang sekolah swasta ini kami lagi minta Pak Gun (Kepala Disdik, red.) untuk menginventarisasi apa yang bisa dibantu dari APBD," katanya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024