Magelang (Antaranews Jateng) - Generasi berencana (Genre) harus menjadi penggerak terdepan generasi muda untuk mencapai Indonesia jaya tahun 2045-2050 kata Direktur Bina Hubungan Antarlembaga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Ary Goedadi.

     "Oleh karena itu genre menjadi perhatian saat ini supaya mereka menjadi roda penggerak bagi kaum muda lainnya untuk lebih bisa menata kehidupannya di masa yang akan datang," kata Ary Goedadi di Magelang, Rabu.

     Ary Goedadi menyampaikan hal tersebut dalam Jambore ajang kreativitas genre dan orientasi teknis Saka Kencana tingkat Provinsi Jawa Tengahtahun 2018 di Hotel Puri Asri Magelang.

     Menurut dia, antusiasme generasi muda untuk menyambut 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun  2045 s.d. 2050 sangat tinggi terhadap program-program genre, berupa tiga program utamanya yakni katakan tidak kepada free sex, katakan tidak pada narkoba, dan katakan tidak pada HIV/Aids.

     Ary Goedadi menuturkan tiga hal itu merupakan awal dari pada pembentukan karakter dari generasi berencana, karena dari tiga hal itu diharapkan mereka akan terus berjuang demi masa depan bangsa Indonesia pada tahun 2045 s.d. 2050.

     Menyinggung soal pernikahan anak masih tinggi, Ary Goedadi mengatakan bahwa kependudukan keluarga berencana dan  pembangunan keluarga antara lain dengan empat terlalu, salah satunya adalah jangan terlalu muda.

     "Program jangan terlalu muda ini kita tangani melalui program-program pendewasaan usia perkawinan di mana untuk genre untuk wanita diharapkan nikah pada umur 20-21 dan berhenti mempunyai anak pada umur 30 tahun, kemudian yang pria umur 25 tahun," katanya.

   Tujuannya agar mereka sekolah dulu, lulus SMA lanjut ke perguruan tinggi, setelah itu bisa menabung dan akhirnya bisa membina rumah tangga yang baik. Membina rumah tangga itu harus ada bekal, oleh karena itu generasi muda diharapkan bisa berpikir jauh ke depan.

     "Bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk keturunannya nanti," kata Ary Goedadi.

     Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Wagino berharap besar pada remaja-remaja Jawa Tengah karena perkawinan di usia anak di bawah usia 16 tahun masih tinggi

     "Kalau hari ini teman-teman remaja kumpul di acara ini menjadi pioner-pioner pembangunan khususnya mengkampanyekan pendewasaan pernikahan di lingkungannya masing-masing," kata Wagino .
    
Kalau masih SMA paling tidak mengajak remaja lainnya jangan cepat-cepat menikah, atau menyelesaikan dahulu sekolahnya, kemudian kuliah, kerja, dan sebagainya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024