Banyumas (Antaranews Jateng) - Keberadaan Situs Lembu Ayu di Desa Susukan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang merupakan benda cagar budaya diharapkan dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata religi.
"Dari pengamatan kami, banyak wisatawan datang ke Situs Lembu Ayu untuk sekadar berziarah karena secara kebetulan di sampingnya terdapat sebuah petilasan yang diyakini warga sebagai makam Kiai Pandung Aguna. Sebagian besar wisatawan yang datang merupakan warga keturunan Tionghoa," kata Kepala Dusun III Desa Susukan, Kasan, di Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana mengembangkan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi, di samping daya tarik wisata lainnya yang dikembangkan oleh Pemerintah Desa Susukan seperti Taman Lazuardi dan kolam renang untuk anak-anak.
Kendati demikian, dia mengakui butuh proses lama untuk menjadikan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi karena Pemerintah Desa Susukan masih kesulitan untuk menyusun sejarah tempat tersebut.
Terkait dengan sosok Ki Pandung Aguna, dia mengatakan berdasarkan cerita turun-temurun, Kiai Pandemaguna sebenarnya merupakan seorang pencuri dengan sasaran orang-orang kaya yang tidak mau menolong fakir miskin.
Menurut dia, harta benda yang dicuri Ki Pandung Aguna dari orang-orang kaya itu selanjutnya dibagikan kepada fakir miskin.
"Suatu ketika, Ki Pandung Aguna ketahuan sedang mencuri sapi, hingga akhirnya tubuhnya dipotong dan makamnya diyakini berada di dekat Situs Lembu Ayu," jelasnya.
Lebih lanjut, Kasan mengatakan berdasarkan keyakinan warga, Situs Lembu Ayu yang berada di sebelah selatan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Satu Atap Sumbang, erat kaitannya dengan Situs Jambu yang berada di sebelah utara sekolah itu.
Menurut dia, di Situs Jambu yang berjarak sekitar 200 meter dari Situs Lembu Ayu terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai petilasan Kiai Purbawasesa.
Akan tetapi dari dua situs tersebut, kata dia, hanya Situs Lembu Ayu yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Kasan memerhatikan dua buah Yoni dan sebuah Lingga di Situs Lembu Ayu, Desa Susukan, Kecamatan Sumbang, Banyumas, yang telah terdaftar sebagai benda cagar budaya. (Foto: Sumarwoto)
"Mungkin karena di Situs Lembu Ayu terdapat beberapa benda bersejarah sehingga tempat itu dijadikan sebagai cagar budaya. Hanya saja, ketika hendak diresmikan sebagai cagar budaya oleh Pemkab Banyumas sekitar tahun 2004, salah satu benda bersejarah berupa patung lembu (sapi) putih yang kepalanya terpotong, hilang dicuri orang, dan sekarang sudah dibuatkan patung penggantinya oleh warga keturunan Tionghoa, namun tidak seperti aslinya, Sedangkan benda-benda lainnya masih tetap ada hingga sekarang," katanya.
Ia mengatakan benda bersejarah yang masih tersisa hingga saat ini berupa sebuah lingga dan dua buah yoni salah satunya berukuran kecil serta fragmen batu candi.
Oleh karena sudah dijadikan sebagai benda cagar budaya, kata dia, Pemdes Susukan beserta warga setempat terus berupaya menjaga keberadaannya agar tidak sampai rusak atau hilang seperti halnya patung lembu putih.
"Namun untuk petilasan yang diyakini sebagai makam Ki Pandung Aguna, kami telah menutupinya dengan bangunan `cungkup` dan diberi lantai untuk tempat duduk peziarah. Sementara untuk lingga dan yoni berada di luar `cungkup` dengan posisi tetap seperti sediakala," katanya.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, Situs Lembu Ayu yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas dengan Nomor 11-02/Bas/53/TB/04 itu sebenarnya merupakan peninggalan zaman kejayaan Hindu.
Hal itu terlihat dari keberadaan lingga dan yoni serta fragmen batu candi, sedangkan patung lembu putih yang menggambarkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, yakni Nandiswara telah dicuri orang dan hingga kini belum ditemukan.
Kadus III Kasan menunjukkan makam kuno di dekat Situs Lembu Ayu, Desa Susukan, Kecamatan Sumbang, Banyumas, yang diyakini sebagai makam Ki Pandung Aguna. (Foto: Sumarwoto) l
"Dari pengamatan kami, banyak wisatawan datang ke Situs Lembu Ayu untuk sekadar berziarah karena secara kebetulan di sampingnya terdapat sebuah petilasan yang diyakini warga sebagai makam Kiai Pandung Aguna. Sebagian besar wisatawan yang datang merupakan warga keturunan Tionghoa," kata Kepala Dusun III Desa Susukan, Kasan, di Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana mengembangkan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi, di samping daya tarik wisata lainnya yang dikembangkan oleh Pemerintah Desa Susukan seperti Taman Lazuardi dan kolam renang untuk anak-anak.
Kendati demikian, dia mengakui butuh proses lama untuk menjadikan Situs Lembu Ayu sebagai destinasi wisata religi karena Pemerintah Desa Susukan masih kesulitan untuk menyusun sejarah tempat tersebut.
Terkait dengan sosok Ki Pandung Aguna, dia mengatakan berdasarkan cerita turun-temurun, Kiai Pandemaguna sebenarnya merupakan seorang pencuri dengan sasaran orang-orang kaya yang tidak mau menolong fakir miskin.
Menurut dia, harta benda yang dicuri Ki Pandung Aguna dari orang-orang kaya itu selanjutnya dibagikan kepada fakir miskin.
"Suatu ketika, Ki Pandung Aguna ketahuan sedang mencuri sapi, hingga akhirnya tubuhnya dipotong dan makamnya diyakini berada di dekat Situs Lembu Ayu," jelasnya.
Lebih lanjut, Kasan mengatakan berdasarkan keyakinan warga, Situs Lembu Ayu yang berada di sebelah selatan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Satu Atap Sumbang, erat kaitannya dengan Situs Jambu yang berada di sebelah utara sekolah itu.
Menurut dia, di Situs Jambu yang berjarak sekitar 200 meter dari Situs Lembu Ayu terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai petilasan Kiai Purbawasesa.
Akan tetapi dari dua situs tersebut, kata dia, hanya Situs Lembu Ayu yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
"Mungkin karena di Situs Lembu Ayu terdapat beberapa benda bersejarah sehingga tempat itu dijadikan sebagai cagar budaya. Hanya saja, ketika hendak diresmikan sebagai cagar budaya oleh Pemkab Banyumas sekitar tahun 2004, salah satu benda bersejarah berupa patung lembu (sapi) putih yang kepalanya terpotong, hilang dicuri orang, dan sekarang sudah dibuatkan patung penggantinya oleh warga keturunan Tionghoa, namun tidak seperti aslinya, Sedangkan benda-benda lainnya masih tetap ada hingga sekarang," katanya.
Ia mengatakan benda bersejarah yang masih tersisa hingga saat ini berupa sebuah lingga dan dua buah yoni salah satunya berukuran kecil serta fragmen batu candi.
Oleh karena sudah dijadikan sebagai benda cagar budaya, kata dia, Pemdes Susukan beserta warga setempat terus berupaya menjaga keberadaannya agar tidak sampai rusak atau hilang seperti halnya patung lembu putih.
"Namun untuk petilasan yang diyakini sebagai makam Ki Pandung Aguna, kami telah menutupinya dengan bangunan `cungkup` dan diberi lantai untuk tempat duduk peziarah. Sementara untuk lingga dan yoni berada di luar `cungkup` dengan posisi tetap seperti sediakala," katanya.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, Situs Lembu Ayu yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas dengan Nomor 11-02/Bas/53/TB/04 itu sebenarnya merupakan peninggalan zaman kejayaan Hindu.
Hal itu terlihat dari keberadaan lingga dan yoni serta fragmen batu candi, sedangkan patung lembu putih yang menggambarkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, yakni Nandiswara telah dicuri orang dan hingga kini belum ditemukan.