Kudus (Antaranews Jateng) - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kudus, Jawa Tengah, memperkenalkan pajak kepada pelajar sebagai calon wajib pajak melalui lomba pembuatan video animasi dan motion grafis, Jumat.
     
Lomba video animasi dan motion animasi digelar di SMK Raden Umar Said Kudus yang dikenal sebagai sekolah penghasil animator di Kabupaten Kudus dengan peserta merupakan siswa dari sekolah yang memiliki jurusan animasi tersebut.

Menurut Kepala KPP Pratama Kudus Bernadette Ning Dijah Prananingrum di Kudus, Jumat, upaya untuk memperkenalkan pajak kepada pelajar tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya.

"Jika tahun lalu diikuti pelajar dari tingkat SD hingga SMA, maka tahun ini kami mencoba bekerja sama dengan SMK RUS yang memiliki jurusan animasi," ujarnya.

Jumlah peserta yang mengikuti lomba tercatat sebanyak 50 anak dari SMK RUS yang nantinya ditargetkan menjadi kader pajak.

Alasan lomba hanya diikuti siswa dari SMK RUS karena mempertimbangkan bahwa di Kabupaten Kudus tidak semua sekolah memiliki kompetensi di bidang animasi.

Meskipun pesertanya terbatas dari satu sekolah, KPP Pratama Kudus optimistis bisa menciptakan kader pajak yang handal.

Apalagi, kata dia, masing-masing peserta lomba secara tidak langsung juga mempelajari tentang pajak dan manfaatnya bagi pemerintah dan masyarakatnya karena dalam pembuatan video animasi maupun motion animaso dengan tema pajak.

Adapun peserta untuk lomba membuat motion grafis berjumlah 25 orang, sedangkan video animasi sebanyak lima kelompok, masing-masing kelompok sebanyak lima orang.

Konten perlombaan motion grafis maupun video animasinya terkait dengan pajak.

Dari puluhan peserta tersebut, akan dipilih hasil karya terfavorit yang nantinya akan diunggah melalui instagram KPP Pratama sebagai bahan edukasi tentang pajak.

"Kami juga akan menampilkan video animasi maupun motion grafis terbaik di setiap ada kegiatan KPP Pratama," ujarnya.

Kepala SMK RUS Kudus Fariddudin memberikan apresiasi kepada KPP Pratama Kudus karena menggelar sosialisasi tentang pajak karena selama ini siswa yang mendapatkan pembelajaran di bidang kompetensi dan karakter, sedangkan pemahaman tentang kenegaraan tidak diberikan sekolah.

"Kegiatan sosialisasinya juga dikemas dengan luar biasa karena dilakukan dalam suasana menyenangkan dan tidak terlalu kaku dan formal," ujarnya.

Sosialisasi yang digelar dengan cara yang menyenangkan, kata dia, jauh lebih efektif, dibandingkan digelar secara formal dengan cara presentasi, sedangkan siswa hanya sekadar mendengarkan.

Perlombaan yang digelar mulai dari pembuatan video animasi dan motion grafis, kata Faridduddin, tentunya sangat disukai karena menjadi bidang keahliannya.

Video animasi yang ikut perlombaan, di antaranya ada yang berjudul pajak kita untuk kita, pahlawan zaman now, negara tanpa pajak, kemandirian bangsa, dan free rider.

Durasi video animasi tersebut sekitar dua menit, sedangkan untuk motion grafis sekitar 30 detik.

Berdasarkan hasil pemutaran semua video animasi, masing-masing peserta menyampaikan pesan moral bahwa tanpa pajak pembangunan tidak akan berjalan. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024