Wonosobo (Antaranews Jateng) - Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, meluncurkan program Sheltered Workshop Peduli Tali Kasih di Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, bagi kaum difabel.
 
Kepala BBRSPDI Kartini Murhardjani di Wonosobo, Kamis, menjelaskan Sheltered Workshop Peduli (SWP) merupakan upaya BBRSPDI dalam memberikan kesempatan kerja dan perlindungan bagi penyandang disabilitas intelektual yang dilaksanakan di masyarakat

"Kegiatan SWP ini meliputi bimbingan aktivitas sehari-hari, keaktifan sosial, dan keterampilan untuk usaha ekonomi produktif," katanya.

Murhardjani mengatakan kegiatan SWP Tali Kasih merupakan kerja sama antara BBRSPDI dengan Pemkab Wonosobo berupa sharing buget, yaitu semua anggaran dari BBRSPDI kecuali stimulan usaha ekonomi produktif (SUEP).

Ia menyebutkan kegiatan di Kecamatan Garung ini diikuti oleh 15 penyandang disabilitas intelektual yang didampingi oleh lima pendamping.

"BBRSPDI akan melakukan pendampingan selama dua tahun.  Program ini telah berlangsung dari bulan Januari 2018 yang diawali dengan sosialisasi dan verifikasi data, dan akan terminasi pada akhir 2019," katanya.

Sebelum diluncurkan telah diadakan bimbingan teknis kepada kader pendamping. BBRSPDI memberikan pelatihan pembuatan keset dan batik ciprat. Dua bimbingan ini sengaja dipilih  disesuaikan dengan potensi dan kemampuan para penyandang disabilitas intelektual.

 Murhardjani mengatakan SWP merupakan jalur alternatif memberikan kesempatan kerja yang paling sesuai untuk penyandang disabilitas intelektual.

"Penyandang disabilitas intelektual masih bisa tetap berada di tengah-tengah keluarga tanpa menjadi beban karena mampu berpenghasilan," katanya.

 Ia berharap dinas terkait maupun sektor swasta bisa mendukung keberadaan SWP ini sehingga semakin berkembang dan berkelanjutan.

"Melalui pak bupati, para ASN di Kabupaten Wonosobo pakai seragam batik ciprat sehingga nanti banyak order ke SWP," katanya. 
 
Program yang baru saja mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara berupa Top 40 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018 ini sudah berjalan di 12 lokasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2015. 
 
Sebelumnya, katanya program ini bernama "Kampung Peduli" yang menitikberatkan pelayanan rehabilitas. Saat ini, program Sheltered Workshop menitikberatkan upaya penyaluran dan produksi barang yang bernilai ekonomis.

 "BBRSPDI pada tahun 2018 telah meluncurkan tiga SWP, yakni di Kabupaten Sukoharjo, Kudus dan Wonosobo, dan segera meluncurkan di Kabupaten Blora dan Kulonprogo," katanya.
 
Bupati Wonosobo Eko Purnomo menyambut baik adanya program SWP. Program tersebut merupakan dukungan untuk peraturan pemerintah daerah Wonosobo 2016 tentang Kabupaten ramah HAM.

  Ia menyampaikan data  penyandang disabilitas intelektual mencapai 749 jiwa, hal tersebut menjadi perhatian pihaknya untuk membantu mereka agar tetap berdaya guna di tengah masyarakat.

"Pemerintah Wonosobo siap memberikan dukungan program SWP dengan memberi pelatihan batik canting maupun jenis keterampilan lain juga membantu dalam pemasaran produk melalui dinas terkait" katanya.

 Ia mengapresiasi pihak BBRSPDI Kartini Temanggung yg telah menjadikan Kabupaten Wonosobo sebagai salah satu lokasi layanan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat melalui program SWP. 
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024