Kudus (Antaranews Jateng) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, harus menyiapkan anggaran sekitar Rp15 miliar agar bisa memanfaatkan air Bendungan Logung sebagai air baku, kata Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa.
"Anggaran sebesar itu, digunakan untuk penyediaan lahan untuk reservoir dan Water Treatment Plant (WTP) atau instalasi pengolahan air," katanya di Kudus, Senin.
Ia mengakui anggaran yang nantinya dikeluarkan PDAM memang tidak besar karena sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Di antaranya, lanjut dia, untuk pembangunan reservoir dan WTP merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat dari dua Direktorat Jenderal dari kementerian yang sama, yakni Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Nantinya, lanjut dia, PDAM Kudus selain menyiapkan lahan untuk tempat penampungan air baku serta instalasi pengolahannya juga harus menyiapkan jaringan tersiernya.
Terkait hal itu, kata dia, sudah dikawal sejak awal karena saat ini untuk tahap pembangunan reservoirnya sudah masuk ke dalam APBN 2019, demikian halnya untuk pembangunan WTP.
Rencananya penyediaan lahan untuk reservoir disediakan di dua lokasi, yakni di Kecamatan Jekulo dan Dawe, sebagai langkah antisipasi ketika ada permasalahan pada salah satu reservoirnya.
Apalagi, kata Ahmadi, jaringan instalasi PDAM Kudus intekoneksi, ketika ada gangguan pada salah satu penyuplai bisa disuplai dari tempat lain.
"Kami memperkirakan bisa memanfaatkan air baku dari Bendungan Logung untuk disalurkan kepada pelanggan pada tahun 2020," ujarnya.
Air baku yang diperoleh dari Bendungan Logung, diperkirakan bisa menambah pelanggan baru antara 16.000-20.000 sambungan rumah.
Daerah yang bisa disuplai air bersih dari Bendungan Logung tersebut, yakni masyarakat yang bermukim di Kecamatan Jekulo, Mejobo dan sebagian Kecamatan Bae dan Dawe.
Adapun jumlah pelanggan PDAM Kudus saat ini berkisar 41.000-an pelanggan yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus, yakni Kecamatan Kota, Bae, Dawe, Gebog, Kaliwungu, Jekulo, Mejobo, Undaan, dan Jati,
"Anggaran sebesar itu, digunakan untuk penyediaan lahan untuk reservoir dan Water Treatment Plant (WTP) atau instalasi pengolahan air," katanya di Kudus, Senin.
Ia mengakui anggaran yang nantinya dikeluarkan PDAM memang tidak besar karena sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Di antaranya, lanjut dia, untuk pembangunan reservoir dan WTP merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat dari dua Direktorat Jenderal dari kementerian yang sama, yakni Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Nantinya, lanjut dia, PDAM Kudus selain menyiapkan lahan untuk tempat penampungan air baku serta instalasi pengolahannya juga harus menyiapkan jaringan tersiernya.
Terkait hal itu, kata dia, sudah dikawal sejak awal karena saat ini untuk tahap pembangunan reservoirnya sudah masuk ke dalam APBN 2019, demikian halnya untuk pembangunan WTP.
Rencananya penyediaan lahan untuk reservoir disediakan di dua lokasi, yakni di Kecamatan Jekulo dan Dawe, sebagai langkah antisipasi ketika ada permasalahan pada salah satu reservoirnya.
Apalagi, kata Ahmadi, jaringan instalasi PDAM Kudus intekoneksi, ketika ada gangguan pada salah satu penyuplai bisa disuplai dari tempat lain.
"Kami memperkirakan bisa memanfaatkan air baku dari Bendungan Logung untuk disalurkan kepada pelanggan pada tahun 2020," ujarnya.
Air baku yang diperoleh dari Bendungan Logung, diperkirakan bisa menambah pelanggan baru antara 16.000-20.000 sambungan rumah.
Daerah yang bisa disuplai air bersih dari Bendungan Logung tersebut, yakni masyarakat yang bermukim di Kecamatan Jekulo, Mejobo dan sebagian Kecamatan Bae dan Dawe.
Adapun jumlah pelanggan PDAM Kudus saat ini berkisar 41.000-an pelanggan yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus, yakni Kecamatan Kota, Bae, Dawe, Gebog, Kaliwungu, Jekulo, Mejobo, Undaan, dan Jati,