Jakarta (Antaranews Jateng) - Rapat mingguan di kantor pusat Google di California, Amerika Serikat diwarnai pertanyaan-pertanyaan seputar kekerasan seksual di perusahaan tersebut, yang mencuat berkat artikel di The New York Times pekan lalu.

“Beberapa langkah yang diambil perusahaan menunjukkan perlindungan untuk pelaku yang berkuasa adalah hal yang lebih berharga dibandingkan kesejahteraan korban-korbannya. Langkah nyata dan berarti apa yang akan dilakukan untuk memperbaikinya,” demikian bunyi salah satu pernyataan yang terpampang di rapat tersebut, kata Times mengutip salah seorang yang hadir di pertemuan itu, dikutip Senin.

Artikel The New York Times mengungkapkan Google membayar jutaan dolar pada seorang pendiri Android, Andy Rubin, sebesar 90 juta dolar sebagai kompensasi untuk mengundurkan diri dari perusahaan teknologi tersebut setelah kasus pelecehan seksual yang dilakukannya dinyatakan kredibel.

Akhir pekan lalu, orang-orang yang bekerja di Google menyatakan kemarahannya di jejaring internal perusahaan dan media sosial. Salah seorang yang bekerja di Google Cloud, Jaana Dogan, mencuit “Jika Anda bernilai jutaan dolar, Anda seharusnya bisa menunjukkan jalan keluar ke pemerintah yang berkuasa dan pelaku. Kalau bukan sekarang, kapan?”.

Pekerja di Google lainnya, bernama Sanette Tanaka Sloan, juga mencuitkan kemarahannya di Twitter, dia berpendapat Google “bisa melakukan lebih baik lagi” terhadap kasus Andy Rubin.

Orang-orang yang bekerja di Google pekan lalu mengatakan mereka tidak semangat dengan tuduhan bahwa sejumlah orang yang dituduh melakukan pelecehan seksual dibayar jutaan dolar, begitu juga dengan langkah Google menghadapi tuntutan mantan pegawai dan Departemen Ketenagakerjaan AS yang menyatakan perempuan digaji rendah.

Google beberapa waktu sebelumnya menyatakan “tidak ada perbedaan signifikan” antara gaji pekerja laki-laki dengan perempuan di perusahaan itu.

Beberapa karyawan Google mengaku memiliki lebih banyak pertanyaan setelah CEO Sundar Pichai dan wakil direktur SDM Eileen Naughton melalui email mengatakan perusahaan sudah memecat 48 orang, termasuk 13 manajer senior, karena kasus pelecehan seksual selama dua tahun belakangan dan tidak ada dari mereka yang mendapatkan kompensasi.

Karyawan ingin mengetahui data-data mengenai kasus tersebut, seperti berapa banyak yang sudah diselidiki dan bagaimana sistem perekrutan yang berlaku di Google hingga orang-orang yang dituduhkan bisa menduduki posisi yang tinggi meski pun melakukan pelecehan.

The New York Times melaporkan para petinggi Google yang berbicara saat rapat mingguan tersebut, Sundar Pichai dan Larry Page, tidak mengomentari kasus tersebut secara spesifik.
 

Pewarta : ANTARANEWS
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024