Magelang (Antaranews Jateng) - Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jawa Tengah menggelar Semarak Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu.
"Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Genpi Jawa Tengah untuk mempromosikan ?pasar digital melalui media online," kata Ketua Genpi Jateng Safigh di Magelang, Minggu.
Semarak Pasar Kebon Watu Gede tersebut menyuguhkan aneka makanan dan jajanan tradisional khas Magelang.
Menurut Safigh, konsep kegiatan ini mengangkat dalam bentuk suatu pasar yang diprakarsai oleh masyarakat atau pemuda di suatu tempat atau desa.
"Tujuan kegiatan ini untuk memviralkan tempat-tempat pariwisata khususnya di wilayah Jawa Tengah, salah satu contohnya adalah Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak ini," katanya.
Ia menuturkan pihaknya membuat konsep pasar yang menyajikan berbagai makanan atau jajanan pasar asli dari Magelang bagi para pengunjung yang datang.
"Dalam hal ini, kami mencoba membentuk satu komitmen dan berkolaborasi dengan masyarakat untuk membuat suatu pasar yang instagramnable yang mengangkat kuliner, handicraft dan mengangkat lokalkultur," katanya.
Ia menyebutkan sampai saat ini untuk wilayah Jawa Tengah sudah terdapat 8 pasar yang sudah diviralkan, antara lain Pasar Semarangan, Pasar Karetan, dan Pasar Lodajaya.
Kepala Dinas Pariwisata Olahraga dan Kepemudaan (Disparpora) Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengatakan bahwa dari Kementerian Pariwisata, saat ini sudah terdapat 100 pasar digital. Artinya, pasar tersebut memang tumbuh karena media sosial digital.
"Jadi ramainya pasar ini juga tidak lepas dari peran sosial media yang membantu memviralkannya, sehingga masyarakat tahu dan berkunjung ke pasar tersebut," katanya.
Pasar Kebon Watu Gede ini memang pasar yang digagas dan muncul karena kreativitas dan bukan merupakan pasar konvensional yang sudah sejak lama ada kegiatan jual belinya.
Pasar tersebut digagas oleh pemuda setempat dengan tema yang kreatif dan punya inovasi untuk melihat peluang pasar yang besar.
"Pasar seperti ini sudah muncul di tempat lain di Kabupaten Magelang, yakni di Banyubiru Gunung Gono. Pasar ini juga memiliki keunikan tersendiri, di mana pada pasar ini mungkin hanya digelar dua minggu sekali dengan menjajakan makanan tradisonal, seperti jenang, kuluban atau gudangan dan jamu.
Ia berharap melalui pasar-pasar digital tersebut, nantinya juga dapat mendongkrak angka wisatawan yang akan berkunjung di wilayah Kabupaten Magelang, baik wisatawan lokal, maupun wisatawan mancanegara.
"Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Genpi Jawa Tengah untuk mempromosikan ?pasar digital melalui media online," kata Ketua Genpi Jateng Safigh di Magelang, Minggu.
Semarak Pasar Kebon Watu Gede tersebut menyuguhkan aneka makanan dan jajanan tradisional khas Magelang.
Menurut Safigh, konsep kegiatan ini mengangkat dalam bentuk suatu pasar yang diprakarsai oleh masyarakat atau pemuda di suatu tempat atau desa.
"Tujuan kegiatan ini untuk memviralkan tempat-tempat pariwisata khususnya di wilayah Jawa Tengah, salah satu contohnya adalah Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak ini," katanya.
Ia menuturkan pihaknya membuat konsep pasar yang menyajikan berbagai makanan atau jajanan pasar asli dari Magelang bagi para pengunjung yang datang.
"Dalam hal ini, kami mencoba membentuk satu komitmen dan berkolaborasi dengan masyarakat untuk membuat suatu pasar yang instagramnable yang mengangkat kuliner, handicraft dan mengangkat lokalkultur," katanya.
Ia menyebutkan sampai saat ini untuk wilayah Jawa Tengah sudah terdapat 8 pasar yang sudah diviralkan, antara lain Pasar Semarangan, Pasar Karetan, dan Pasar Lodajaya.
Kepala Dinas Pariwisata Olahraga dan Kepemudaan (Disparpora) Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengatakan bahwa dari Kementerian Pariwisata, saat ini sudah terdapat 100 pasar digital. Artinya, pasar tersebut memang tumbuh karena media sosial digital.
"Jadi ramainya pasar ini juga tidak lepas dari peran sosial media yang membantu memviralkannya, sehingga masyarakat tahu dan berkunjung ke pasar tersebut," katanya.
Pasar Kebon Watu Gede ini memang pasar yang digagas dan muncul karena kreativitas dan bukan merupakan pasar konvensional yang sudah sejak lama ada kegiatan jual belinya.
Pasar tersebut digagas oleh pemuda setempat dengan tema yang kreatif dan punya inovasi untuk melihat peluang pasar yang besar.
"Pasar seperti ini sudah muncul di tempat lain di Kabupaten Magelang, yakni di Banyubiru Gunung Gono. Pasar ini juga memiliki keunikan tersendiri, di mana pada pasar ini mungkin hanya digelar dua minggu sekali dengan menjajakan makanan tradisonal, seperti jenang, kuluban atau gudangan dan jamu.
Ia berharap melalui pasar-pasar digital tersebut, nantinya juga dapat mendongkrak angka wisatawan yang akan berkunjung di wilayah Kabupaten Magelang, baik wisatawan lokal, maupun wisatawan mancanegara.