Solo (Antaranews Jateng) - Pengrajin asal Kadipiro Banjarsari Solo, Wahyudi Christianto, membuat perahu kano berstandar internasional untuk melayani atlet nasional dan mancanegara.

"Perahu kano ini kami buat untuk atlet pemula dan profesional, baik tingkat nasional maupun internasional," kata Wahyudi Christianto, di sela mengikuti pameran UMKM di Taman Balekambang Solo, Sabtu.

Wahyudi mulai menekuni bisnis perahu kano sejak 2005 hingga sekarang.  Olahraga kano kayak awalnya masih awam dan banyak masyarakat yang belum mengerti.

Kano dahulu Indonesia masih mendatangkan atau impor dari Belgia.

Oleh karena itu, ia tergerak mempunyai ide keinginan untuk membuat sendiri perahu kano. Ia membuat perahu kano pertama kali dengan membeli bekas dari luar negeri untuk dibuat cetakan sesuai standar intenasional.

 "Perahu kano in tidak semua orang bisa menggunakan da  hanya atlet profesional yang bisa mengoperasikannya," kata Wahyudi.

Wahyudi  mulai memproduksi lebih banyak perahu kano sekitar 2006 yang dijual sesuai pesanan terutama di daerah Yogyakarta dan kemudian hampir di seluruh wilayah Indonesia kini menggunakan produknya.

Wahyudi dibantu enam tenaga kerja khusus jika pesanan lagi ramai seperti pada event olahraga Asian Games 2018 beberapa waktu lalu. Kala itu ia mampu menjual hingga 10 perahu kano khusus untuk atlet.
 
Menginggung soal bahan baku seperti carbon cafler untuk kano atlet profesional, kata dia, masih impor, sedangkan untuk pemula biasanya menggunakan bahan fiberglass yang sudah banyak tersedia di Indonesia.

"Bahan baku saya mendatangkan dari Semarang dan Surabaya karena di Solo belum ada," kata Wahyudi.

Harga bahan baku karbon kafler lebih ringan dan kuat untuk perahu kano tunggal bisa mencapai Rp15 juta, sedangkan bahan fiberglass hanya Rp7 juta per unit.

Kemampuan produksi rata-rata hanya lima unit perahu kano karena masih dilakukan semimanual. 

"Saya masih menggunakan alat manual, belum menggunakan mesin, tetapi kualitas tidak kalah, dan tetap standar internasional. Satu perahu kano rata-rata bisa dikerjakan selesai sekitar dua hari," katanya. 
 
Khusus tenaga kerja, kata dia, harus dididik karena membuat perahu kano membutuhkan keseimbangan, tidak semua orang bisa membuat.  Berat, panjang, dan lebar sudah ditentukan karena masuk standar KONI atau internasional. Keseimbangan mengapung harus diperhatikan.

"Saya belajar sendiri dari nol hingga sekarang melayani para atlet kano nasional dan luar negeri seperti dari

Pesanan ramai, menurut dia, jika ada event PON, SEA Games, hingga Asian Games 2018 beberapa waktu lalu. Ia uga melayani pesanan perahu speed boat dan kapal nelayan dari bahan fiberglass. 

 
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024