Edwin ceritakan pengalamannya berkolaborasi dengan sutradara Asia

Sabtu, 27 Oktober 2018 9:53 WIB

Roppongi, Tokyo (Antaranews Jateng) - Sutradara "Variable No:3" Edwin, menceritakan pengalamannya berkolaborasi dengan dua sutradara Asia saat menggarap proyek film omnibus "Asian Triple-Fold Mirror 2018: Journey" untuk Festival Film Tokyo (TIFF) 2018.

Edwin yang menggarap bagian ketiga film antologi bertema "Journey" itu ternyata cuma dua kali berkomunikasi melalui platform Skype dengan sutradara Jepang Daishi Matsunaga yang menggarap bagian "Hekishu" dan Degena dari China untuk "The Sea".

"Saya Skype, video call dengan pihak terkait, khususnya dengan film-maker, Daishi dan Degena, untuk membicarakan apa interpretasi kami terhadap konsep 'Journey' ini," kata Edwin di Roppongi Hills Tokyo, Jumat (26/10).

Ia mengatakan, konsep "Journey" sudah ditentukan oleh Japan Foundation, sehingga tiga sutradara itu diminta memberikan masukan mengenai ide cerita yang akan dibuat.

"Dari awal sudah dikasih tahu, kami buat sesuatu yang diikat tema 'Journey'. Ceritanya datang dari kami, kami diminta mengusulkan apa ceritanya masing-masing," kata Edwin.

Setelah itu, kata Edwin, tiap-tiap sutradara mengirimkan skrip film satu sama lain agar bisa saling dimengerti jalan ceritanya, kemudian menciptakan benang merah antara ketiga film pendek itu.

"Dari situ kami bisa membaca bagaimana film yang lain. Dan bagaimana ini berkontribusi dalam omnibus ini. Kami saling kasih masukan. Bagaimana respons mereka terhadap skrip, ada juga usulan ide," katanya.

Baca juga: Nicholas Saputra cerita pengalaman pertama syuting di Myanmar
 


Benang Merah

Dari diskusi "virtual" itu, akhirnya ditentukan bahwa sosok Nicholas Saputra akan tampil pada tiga bagian film untuk memainkan karakter berbeda-beda, namun menjadi penghubung antarketiga film yang akan dirilis di Jepang pada November ini.

"Saya pikir itu hasil obrolan kami bertiga. Bagaimana karakter Nicho memungkinkan untuk muncul dalam film lainnya. Ini memperkuat bahwa tiga film ini harus dirangkai sebagai sebuah kesatuan juga. Ibaratnya diikat menjadi satu paket," kata sutradara berumur 40 tahun itu.

Nicholas Saputra pun mengakui bahwa syuting tiga film di negara yang berbeda menyuguhkan tantangan tersendiri, terutama faktor temperatur dingin di Beijing dan Jepang, serta cuaca panas di Myanmar.

"Tantangannya di tiga negara berbeda adalah cuaca yang utama. Di Beijing di studio, di Tokyo banyak adegan outdoor, itu juga kompleksitaslah. Kami harus prepare," katanya.

Nicho menimpali, "Itulah syuting, untuk mencapai hasil tertentu memang harus menembus zona nyaman." (Editor : Fitri Supratiwi).
 

Pewarta : Alviansyah Pasaribu
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

SG Peduli ceritakan Ecopark yang hasilkan komoditas unggulan

06 October 2021 14:28 Wib, 2021

Puan Maharani ceritakan kedekatan Bung Karno dengan NU

19 September 2020 14:38 Wib, 2020

Bos Repsol Honda ceritakan perkembangan cedera Marquez

15 August 2020 7:48 Wib, 2020

"Tolkien" ceritakan kisah hidup penulis "Lord of the Rings"

30 April 2019 9:08 Wib, 2019

Drama keluarga "Glow" ceritakan perjuangan seorang ibu

21 December 2018 8:25 Wib, 2018
Terpopuler

Anggota dewan terpilih wajib mundur saat maju pilkada

PERISTIWA - 16 May 2024 1:04 Wib

Harga emas Antam stabil

EKONOMI - 13 May 2024 9:44 Wib

BPBD Purbalingga imbau pendaki patuhi larangan pendakian Gunung Slamet

PERISTIWA - 17 May 2024 13:14 Wib

Pj Gubernur Jateng ajak Pepabri sukseskan Pilkada 2024

PERISTIWA - 15 May 2024 8:36 Wib

173 pebulu tangkis siap berlaga dalam Olimpiade Paris 2024

NASIONAL - 13 May 2024 9:46 Wib