Kudus (Antaranews Jateng) - Sebanyak 141 warung elektronik yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, siap melayani pembelian pangan dari masyarakat kurang mampu pemilik kartu keluarga sejahtera (KKS).
"Mulai hari ini (25/10) kartu KKS sudah bisa digunakan untuk membeli bahan pangan, seperti beras seberat 8 kilogram dan telur seberat 1 kilogram," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim di Kudus, Kamis.
Pemberlakuan program bantuan pangan nontunai di Kudus menyusul diresmikannya oleh Bupati Kudus Muhammad Tamzil di Desa Kirig, kecamatan Mejobo, Kudus.
Hadir pada kegiatan tersebut, staf ahli Bupati, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus, Pimpinan OPD, Camat Mejobo, serta kepala desa se-Kecamatan Mejobo.
Jumlah warung elektronik yang tersedia, kata dia, dianggap mencukupi karena rasionya setiap satu warung melayani antara 250-300 penerima manfaat.
Dari sembilan kecamatan, warung elektronik terbanyak terdapat di Kecamatan Dawe sebanyak 27 warung, disusul Kecamatan Kaliwungu sebanyak 20 warung, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bae sebanyak tujuh warung.
Besarnya bantuan non tunai yang diberikan, katanya, setara Rp110 ribu per penerima manfaat.
Adapun transfer dana BPNT ke rekening BPNT kelompok penerima manfaat, katanya, dijadwalkan setiap tanggal 25 setiap bulannya.
Ia mengungkapkan bahwa di Kabupaten Kudus terdapat 40.824 keluarga yang menerima manfaat BNPT yang tersebar di sembilan kecamatan.
Sementara untuk Desa Kirig, terdapat sekitar 311 penerima manfaat dan satu warung yang akan melayani pembelian beras maupun telur cukup dengan menggesek kartu KKS yang dikerjasamakan dengan BNI.
Usai menyerahkan kartu KKS secara simbolis kepada lima warga penerima manfaat, Bupati Kudus Muhammad Tamzil mengunjungi warung elektronik dan menyaksikan proses transaksi pengambilan bahan pangan dengan menggesek kartu KKS.
Bupati Kudus Muhammad Tamzil sangat mengapresiasi adanya program BPNT tersebut.
Menurut dia masyarakat saat ini perlu diajak untuk merasakan teknologi terkini, salah satunya dalam pembelian beras maupun telur cukup pakai kartu tanpa menggunakan uang tunai.
Ia mengingatkan kepada kepala desa dan camat agar dalam melakukan pendataan benar-benar teliti supaya masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat terdata dengan baik.
"Pendataan harus dilakukan yang baik, disisir, jangan sampai ada yang terlewatkan," imbuhnya.
"Mulai hari ini (25/10) kartu KKS sudah bisa digunakan untuk membeli bahan pangan, seperti beras seberat 8 kilogram dan telur seberat 1 kilogram," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim di Kudus, Kamis.
Pemberlakuan program bantuan pangan nontunai di Kudus menyusul diresmikannya oleh Bupati Kudus Muhammad Tamzil di Desa Kirig, kecamatan Mejobo, Kudus.
Hadir pada kegiatan tersebut, staf ahli Bupati, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus, Pimpinan OPD, Camat Mejobo, serta kepala desa se-Kecamatan Mejobo.
Jumlah warung elektronik yang tersedia, kata dia, dianggap mencukupi karena rasionya setiap satu warung melayani antara 250-300 penerima manfaat.
Dari sembilan kecamatan, warung elektronik terbanyak terdapat di Kecamatan Dawe sebanyak 27 warung, disusul Kecamatan Kaliwungu sebanyak 20 warung, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bae sebanyak tujuh warung.
Besarnya bantuan non tunai yang diberikan, katanya, setara Rp110 ribu per penerima manfaat.
Adapun transfer dana BPNT ke rekening BPNT kelompok penerima manfaat, katanya, dijadwalkan setiap tanggal 25 setiap bulannya.
Ia mengungkapkan bahwa di Kabupaten Kudus terdapat 40.824 keluarga yang menerima manfaat BNPT yang tersebar di sembilan kecamatan.
Sementara untuk Desa Kirig, terdapat sekitar 311 penerima manfaat dan satu warung yang akan melayani pembelian beras maupun telur cukup dengan menggesek kartu KKS yang dikerjasamakan dengan BNI.
Usai menyerahkan kartu KKS secara simbolis kepada lima warga penerima manfaat, Bupati Kudus Muhammad Tamzil mengunjungi warung elektronik dan menyaksikan proses transaksi pengambilan bahan pangan dengan menggesek kartu KKS.
Bupati Kudus Muhammad Tamzil sangat mengapresiasi adanya program BPNT tersebut.
Menurut dia masyarakat saat ini perlu diajak untuk merasakan teknologi terkini, salah satunya dalam pembelian beras maupun telur cukup pakai kartu tanpa menggunakan uang tunai.
Ia mengingatkan kepada kepala desa dan camat agar dalam melakukan pendataan benar-benar teliti supaya masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat terdata dengan baik.
"Pendataan harus dilakukan yang baik, disisir, jangan sampai ada yang terlewatkan," imbuhnya.