Solo (Antaranews Jateng) - Kirab Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang diselenggarakan di Kota Solo, pada Kamis (25/10) menghadirkan kekayaan budaya Indonesia dari berbagai daerah.

Kirab yang dimulai pada pukul 14.30 WIB tersebut dibuka dengan pasukan drumband dari Satpol PP dan diikuti oleh pasukan pembawa bendera.

Selanjutnya, barisan puluhan kereta berkuda membawa masing-masing pejabat dari berbagai daerah peserta JKPI. Pada rombongan selanjutnya terdapat para pejabat Kota Surakarta yang mengenakan kostum adat Jawa mulai dari raja hingga raksasa yang berjalan kaki memeriahkan acara.

Pada rombongan terakhir, yaitu yang paling banyak adalah barisan defile dari masing-masing daerah. Yang menarik, masing-masing daerah ini menampilkan berbagai macam pertunjukan khas di daerah tersebut, di antaranya Reog Ponorogo, musik dari barang bekas, hingga tarian daerah.

Pada pembukaan kegiatan, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan pusaka merupakan bentuk peninggalan budaya bangsa dan harus dijaga keberadaannya agar jangan tergerus oleh budaya mancanegara.

Ia mengatakan pada kegiatan yang berlangsung selama 24-26 Oktober tersebut, masing-masing daerah menampilkan pusaka baik benda maupun tak benda.

"Harapannya dengan JKPI ini, Bangsa Indonesia makin menghargai, menghormati, dan melindungi aset bangsa sendiri," katanya.

Pada kegiatan tersebut, pihaknya juga akan mengenalkan apa itu Kota Pusaka kepada masyarakat termasuk para pelajar.

"Selama ini orang tahunya pusaka itu keris, tombak. Padahal bisa benda dan tak benda. Seperti di Bali ada Ngaben dan Galungan, itu termasuk pusaka," katanya.

Selain itu, Kabupaten Klaten bisa menampilkan replika Candi Prambanan dan Magelang bisa menampilkan replika Candi Borobudur. Sedangkan Solo, dikatakannya, pada kegiatan tersebut menampilkan wayang dan berbagai bangunan cagar budaya.

"Pada dasarnya pusaka ini juga harus bisa mendatangkan turis. Ini sudah terbukti di Bali dengan pelaksanaan Ngaben dan Galungannya," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024