Semarang (Antaranews Jateng) - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) mengembangkan teh herbal berbahan baku bunga mawar.

"Kebetulan, di Bandungan sangat banyak bunga mawar. Kami usulkan membuat teh herbal dari bunga mawar kepada warga," kata Koordinator Mahasiswa Tingkat Desa KKN Alternatif Unnes M Fauzan di Semarang, Rabu.

Lokasi KKN Alternatif sekelompok mahasiswa itu terletak di Dusun Krajan, Desa Banyukuning, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai pemasok berbagai jenis bunga, termasuk mawar.

Fauzan mengakui harga bunga mawar pada waktu-waktu tertentu memang sangat tinggi, terutama saat bulan Ramadhan atau Jumat Kliwon, tetapi pada hari-hari biasa harganya sangat murah.

"Kalau hari-hari biasa, Rp5 ribu-Rp10 ribu itu sudah bisa dapat satu karung (bunga mawar, red.). Di Bandungan, identiknya bunga mawar kan untuk makanan reog, buat nyekar, atau hal berbau mistis lainnya," katanya.

Dengan melimpahnya produksi bunga mawar, kata dia, mereka berinsiatif mengembangkannya menjadi bahan baku teh herbal, apalagi khasiat bunga mawar bagi kesehatan sangatlah besar.

Di antaranya, kata mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, bunga mawar berkhasiat menghaluskan kulit, memperlancar pencernaan, diet, dan menetralkan racun dalam tubuh.

"Awalnya, saya sempat ragu mengenalkan produk ini kepada masyarakat. Akan tetapi, ternyata masyarakat sangat antusias dengan produk teh herbal dari bunga mawar ini," kata mahasiswa angkatan 2015 itu.

Diharapkan, kata dia, pembuatan teh herbal mawar itu bisa menunjang perekonomian warga, terutama ketika harga komoditas bunga mawar murah pada hari-hari biasa karena tidak banyak permintaan.

Untuk pembuatan teh herbal itu, mereka memanfaatkan dua jenis bunga mawar, yakni mawar merah dan putih yang diambil kelopak bunganya sebagai bahan baku teh herbal.

"Harganya teh herbal bunga mawar ini Rp10 ribu/buah. Penjualannya sudah mulai. Bahkan, sudah ada yang pesan sampai 50 buah. Alhamdulillah, banyak yang berminat," katanya.

Sekarang ini, Fauzan bersyukur karena sudah ada yang mulai memesan teh herbal bunga mawar yang menandakan produk tersebut sudah mulai diterima masyarakat.

"Kalangan ibu-ibu, bapak-bapak, sampai remaja di sini sangat antusias untuk membuat teh mawar. Ya, harapan kami produk ini bisa diterima secara lebih luas," katanya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024