Cilacap (Antaranews Jateng) - Ribuan warga lokal dan wisatawan dari berbagai daerah menyaksikan gelar budaya sedekah laut di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat.
Gelar budaya sedekah laut yang telah dijadikan sebagai agenda wisata tahunan itu dimulai dengan kirab dari Pendopo Wijayakusuma, Cilacap, menuju Pantai Teluk Penyu pada Jumat pagi dengan menyusuri ruas Jalan A. Yani, Jalan Wahidin, dan Jalan Laut.
Kirab tersebut membawa 10 "jolen" berisi sesaji yang akan dilarung di perairan selatan Pulau Nusakambangan. Sembilan "jolen" berukuran kecil, dan satu "jolen" berukuran besar.
Dalam hal ini, "jolen" berukuran besar yang biasa disebut "jolen tunggul" berasal dari Pemerintah Kabupaten Cilacap, sedangkan sembilan "jolen" berukuran kecil berasal dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap dan delapan kelompok nelayan yang ada di eks Kota dministratif Cilacap.
Kirab "jolen" tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga mereka berjejal di tepi jalan yang dilalui prosesi sedekah laut.
Sesampainya di Pantai Teluk Penyu, "jolen-jolen" tersebut dinaikkan ke atas perahu nelayan untuk dibawa ke perairan selatan Pulau Nusakambangan guna dilarung.
Wisatawan asal Bandung, Asep mengaku sengaja datang ke Cilacap untuk menyaksikan gelar budaya sedekah laut yang digelar setiap Jumat Kliwon pada bulan Sura atau Muharam.
"Kegiatan ini sangat menarik sehingga dalam tiga tahun terakhir, saya selalu datang untuk menyaksikannya. Semoga tradisi budaya ini tetap lestari," katanya.
Wisatawan lainnya, Dito mengharapkan gelar budaya sedekah laut dibuat lebih kreatif dengan menonjolkan keaslian budaya lokal Cilacap.
"Dengan demikian, wisatawan akan makin banyak yang berkunjung untuk menyaksikan agenda wisata tahunan ini," kata dia yang berasal dari Jakarta.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Panitia Pisungsung Jaadri (Sedekah Laut) Tahun 2018 Tarmuji mengatakan sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang digelar nelayan secara turun-temurun sejak tahun 1817.
Selain sebagai wujud syukur nelayan kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dan keselamatan yang diberikan selama ini, lanjut dia, penyelenggaraan sedekah laut juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya yang telah berlangsung secara turun-temurun di pesisir selatan Kabupaten Cilacap.
"Kami berharap kegiatan ini juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Cilacap khususnya Pantai Teluk Penyu," katanya.
Gelar budaya sedekah laut yang telah dijadikan sebagai agenda wisata tahunan itu dimulai dengan kirab dari Pendopo Wijayakusuma, Cilacap, menuju Pantai Teluk Penyu pada Jumat pagi dengan menyusuri ruas Jalan A. Yani, Jalan Wahidin, dan Jalan Laut.
Kirab tersebut membawa 10 "jolen" berisi sesaji yang akan dilarung di perairan selatan Pulau Nusakambangan. Sembilan "jolen" berukuran kecil, dan satu "jolen" berukuran besar.
Dalam hal ini, "jolen" berukuran besar yang biasa disebut "jolen tunggul" berasal dari Pemerintah Kabupaten Cilacap, sedangkan sembilan "jolen" berukuran kecil berasal dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap dan delapan kelompok nelayan yang ada di eks Kota dministratif Cilacap.
Kirab "jolen" tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga mereka berjejal di tepi jalan yang dilalui prosesi sedekah laut.
Sesampainya di Pantai Teluk Penyu, "jolen-jolen" tersebut dinaikkan ke atas perahu nelayan untuk dibawa ke perairan selatan Pulau Nusakambangan guna dilarung.
Wisatawan asal Bandung, Asep mengaku sengaja datang ke Cilacap untuk menyaksikan gelar budaya sedekah laut yang digelar setiap Jumat Kliwon pada bulan Sura atau Muharam.
"Kegiatan ini sangat menarik sehingga dalam tiga tahun terakhir, saya selalu datang untuk menyaksikannya. Semoga tradisi budaya ini tetap lestari," katanya.
Wisatawan lainnya, Dito mengharapkan gelar budaya sedekah laut dibuat lebih kreatif dengan menonjolkan keaslian budaya lokal Cilacap.
"Dengan demikian, wisatawan akan makin banyak yang berkunjung untuk menyaksikan agenda wisata tahunan ini," kata dia yang berasal dari Jakarta.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Panitia Pisungsung Jaadri (Sedekah Laut) Tahun 2018 Tarmuji mengatakan sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang digelar nelayan secara turun-temurun sejak tahun 1817.
Selain sebagai wujud syukur nelayan kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dan keselamatan yang diberikan selama ini, lanjut dia, penyelenggaraan sedekah laut juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya yang telah berlangsung secara turun-temurun di pesisir selatan Kabupaten Cilacap.
"Kami berharap kegiatan ini juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Cilacap khususnya Pantai Teluk Penyu," katanya.