Pengobatan terapi infus plak pasien jantung koroner masih kontroversi

Senin, 8 Oktober 2018 17:04 WIB

Jakarta (Antaranews Jateng) – Banyak pasien jantung koroner menghindari operasi pembelahan dada dengan alasan takut. Ada juga pilihan lain berupa pemasangan ring. Namun, baik operasi jantung dan pemasangan ring berisiko terhadap kesehatan, seperti kematian, stroke, gagal ginjal, perdarahan, dan infeksi. Belakangan ini, muncul pengobatan alternatif bernama terapi infus plak. Sayangnya, pengobatan tersebut masih kontroversi. 

Adalah Prof. dr. Yahya Kisyanto, Ph.D, seorang ahli penyakit dalam dan jantung di Klinik Abdi Medika memerkenalkan terapi infus plak sejak puluhan tahun lalu. 

“Terapi infus plak adalah pengobatan alternatif bagi pasien yang tidak siap menghadapi operasi besar, seperti pemasangan ring sampai operasi bypass. Namun, terapi ini hanya berlaku bagi penderita penyempitan pembuluh darah di bawa 70 persen,” ungkap peraih sertifikat International Board of Chelation Therapy. 

Sedangkan untuk kasus penyakit jantung berat, sambung Prof. Kisyanto, harus segera menjalani operasi. 

Baca juga: Hindari penyakit jantung dengan gaya hidup sehat

Terapi plak ini perpaduan dari plaque dan khelasi. Pengobatan plak dengan menggunakan produk generik dari ekstrak kedelai (phosphatidylcholine atau lecithin) berguna melarutkan kolesterol dalam pembuluh darah dikembangkan di pusat kesehatan Baxamed di Swiss. 

Sementara itu, sambung Prof. Kisyanto, khelasi adalah pengobatan secara intravenus selama kurang lebih tiga jam dengan menggunakan campuran larutan infus yang terdiri dari asam amino sintetik khusus yang disebut Ethylene Diamine Tetra Acetik Acid (EDTA). 

“Larutan ini dapat melarutkan endapan kalsium pada dinding pembuluh darah nadi dan mengeluarkannya melaliu air seni,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada Antara. 

EDTA dan plaque merupakan cairan dengan kandungan asam amino artifisial yang melunturkan plak-plak yang menempel pada pembuluh darah akibat ateriosklerosis (penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri) dan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah arteri yang membawa darah dari jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh).   

Tak menapik adanya kontroversi, Prof. Kisyanto berpatokan pada penelitan yang dipublikasikan The US National Center for Complementary and Alternative Medicine pada November 2012 berjudul “Trial to Access Chelation Therapy (TACT)” menyebutkan infus khelasi memiliki manfaat.

Prof. Kisyanto menyebutkan manfaat dari terapi khelasi EDTA, di antaranya mengatasi proses penyempitan, penyumbatan, dan pengerasan pembuluh darah nadi jantung, otak, dan organ tubuh lainnya, sehingga terjadi perbaikan sirkulasi darah disertai perbaikan fungsi. 

“Dapat digunakan bersamaan dengan pengobatan biasa yang lazim diberikan pada hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes. Juga dapat digunakan sebelum dan sesudah tindakan operasi pintas (bypass). Bahkan, dapat meniadakan tindakan operasi (bypassing the bypass),” ungkapnya. 

Prof. Kisyanto juga menyebutkan bahwa terapi tersebut juga dapat memperbaiki keluhan-keluhan dan kelainan akibat proses menua. (Editor : Fitri Supratiwi).


Pewarta : Anggarini Paramita
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Layanan terapi khusus bagi penyandang disabilitas jangkau Magelang

24 January 2024 15:50 Wib

Metode terapi, cara Pemkot Surakarta turunkan angka stunting

16 January 2024 16:02 Wib

Di Pekalongan, Kemensos luncurkan layanan pengembangan terapi khusus

03 November 2023 6:06 Wib

Sentra Terpadu Kartini kembangkan terapi khusus di 22 kabupaten/kota

20 October 2023 8:46 Wib

Lomba Agustusan jadi terapi bagi disabilitas di Sentra Terpadu Kartini

11 August 2023 14:17 Wib
Terpopuler

Kalangan akademisi ramaikan Pilkada Surakarta

PERISTIWA - 25 April 2024 15:48 Wib

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 27 April 2024 17:07 Wib

PDAM Kota Magelang berikan subsidi masyarakat berpenghasilan rendah

PERISTIWA - 25 April 2024 15:49 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 5 jam lalu