Pekalongan (Antaranews Jateng) - Pengrajin batik Kota Pekalongan, Jawa Tengah, minta pemerintah menstabilkan harga bahan baku agar usaha batik bisa berkembang lancar dan dapat pula membayar upah pekerja dengan layak karena nasib mereka belum semanis kain batiknya.

Ketua Serikat Pengrajin Batik Pasir Sari Kota Pekalongan Sodikin HS di Pekalongan, Rabu, mengatakan selama ini harga bahan baku batik selalu mengalami kenaikan meski tidak terlalu signifikan.

"Akan tetapi, hal itu membuat biaya produksi batik terganggu. Jika harga bahan baku batik stabil maka pasar akan meningkat, tetapi jika harga bahan baku naik maka pembeli bisa menghentikan pembelian," katanya.

Ia mengatakan kenaikan bahan baku batik antara lain terjadi pada produk impor seperti kain mori, malam, dan  gondorukem.

Selain masalah kestabilan harga bahan baku batik, kata dia, pengrajin mengharapkan kestabilan kondisi politik terjaga, tidak ada kegaduhan politik, agar penjualan produk batik terus meningkat.

Pada kesempatan itu, Sodikin juga mengatakan keprihatinannya terhadap upah yang diterima oleh para buruh batik yang kini masih di bawah standar.

"Nasib buruh batik belum semanis dengan kain batiknya yang kini telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya. Bahkan kemeriahan peringatan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober belum dapat menambah upah buruh batik," katanya.

Ia mengatakann kenaikan bahan baku yang terjadi sekitar 5 hingga10 tahun lalu hingga mencapai 60-70 persen tidak dibarengi juga dengan kenaikan upah buruh batik.

"Meski batik sudah diakui dunia dan batik telah eksis dikancah internasional tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan buruh batik," katanya.


 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024