Magelang - Alumni program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, Jawa Tengah menorehkan prestasi membanggakan.
Karya inovasi mereka diganjar penghargaan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah menjadi salah satu pemenang lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) yang diprakarsai Provinsi Jawa Tengah belum lama ini.
Penghargaan diberikan pada saat pembukaan Pameran Produk Inovasi Jawa Tengah 2018 yang diadakan di Kabupaten Sragen, Jumat (21/9).
Alumni program PWMP Polbangtan Magelang keluar sebagai juara III harapan.
Tim tersebut membawa karya inovasi yang dilabeli ElgroMag (Elektronik Gerobag Magelang), hasil karya Agung Cahya Budi dan kawan-kawan. Tim ini berhasil meraih juara III harapan.
"ElgroMag adalah sebuah inovasi dari gerobak angkringan portabel berteknologi dua pembangkit listrik alternatif, dengan menggunakan termoelektrik dan panel surya dengan aki berbahan dasar tanah liat," kata Agung Cahaya.
Ia menambahkan dengan memanfaatkan suhu yang stabil panel surya, pada siang hari untuk menghidupkan alat elektronik maupun untuk charge handphone. Sumber energi yang didapatkan dari hasil termoelektrik menerapkan perbedaan suhu antara panas dan dingin lalu dikonversikan menggunakan generator agar menghasilkan energi listrik pada malam hari, sedangkan untuk siang hari, energi listrik didapat dari panel surya.
"Suatu kebanggaan bagi kami mendapat kesempatan mengurus hak paten atas karya berlaleb Elgromag. Ini tentu memacu semangat kami untuk berinovasi," kata Agung Cahaya.
Menanggapi prestasi asuhannya, Dr. Nurdayati, MP selaku Pembimbing Program PWMP menyatakan, "Agung Cahya dan kawan-kawan merupkan salah satu dari sekian anak didik kami yang sukses di PWMP dengan menciptakan suatu gerobak angkringan portabel yang bisa dibongkar pasang dan dilengkapi dengan teknologi dua pembangkit listrik."
Selain itu, Nurdayati menambahkan gerobak tersebut juga ditambah dengan aki berbahan dasar tanah merah yang dapat diperbarui. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi pedagang angkringan atau pedagang kaki lima karena praktis dan dapat menghasilkan listrik dengan biaya lebih murah.
Pembuatan ElgroMag didorong dan dibantu oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Nuki Damayanti dan Mohammad Sirojul Aziis.
"Penggunaan teknologi pembangkit listrik terbarukan ini belum masuk ke masyarakat umum sehingga kolaborasi dengan Polbangtan Magelang dengan mewujudkan ElgroMag ini, harapannya dapat diterapkann dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Nuki.
Lebih dari 100 peserta lomba Krenova, Elgromag masuk 20 besar tingkat provinsi dan mendapatkan penghargaan dari gubernur Jawa Tengah. Sebagai apresiasi atas prestasi tersebut, Bappeda Provinsi Jawa Tengah memberi fasilitas pengurusan hak paten untuk karya ElgroMag.
"Tidak semua yang menjadi juara di provinsi mendapatkan hak paten, tetapi merupakan suatu anugerah bagi ElgroMag bisa memperoleh kesempatan untuk mengurus hak paten," tutur Agung.
Hingga saat ini hak paten sedang diurus karena memang memerlukan waktu, paling cepat 1 tahun, mengingat paten tersebut bersifat global.
Nantinya, hak paten yang diperoleh atas nama inventor (pencipta/penemu), yaitu Nurdayati, Nuki Damayanti, Agung Cahya Budy, Agung Kurniawan, Eko Syaifudhin, dan Mohamad Sirojul Aziis. (polbangtan/tantyanuar)
Karya inovasi mereka diganjar penghargaan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah menjadi salah satu pemenang lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) yang diprakarsai Provinsi Jawa Tengah belum lama ini.
Penghargaan diberikan pada saat pembukaan Pameran Produk Inovasi Jawa Tengah 2018 yang diadakan di Kabupaten Sragen, Jumat (21/9).
Alumni program PWMP Polbangtan Magelang keluar sebagai juara III harapan.
Tim tersebut membawa karya inovasi yang dilabeli ElgroMag (Elektronik Gerobag Magelang), hasil karya Agung Cahya Budi dan kawan-kawan. Tim ini berhasil meraih juara III harapan.
"ElgroMag adalah sebuah inovasi dari gerobak angkringan portabel berteknologi dua pembangkit listrik alternatif, dengan menggunakan termoelektrik dan panel surya dengan aki berbahan dasar tanah liat," kata Agung Cahaya.
Ia menambahkan dengan memanfaatkan suhu yang stabil panel surya, pada siang hari untuk menghidupkan alat elektronik maupun untuk charge handphone. Sumber energi yang didapatkan dari hasil termoelektrik menerapkan perbedaan suhu antara panas dan dingin lalu dikonversikan menggunakan generator agar menghasilkan energi listrik pada malam hari, sedangkan untuk siang hari, energi listrik didapat dari panel surya.
"Suatu kebanggaan bagi kami mendapat kesempatan mengurus hak paten atas karya berlaleb Elgromag. Ini tentu memacu semangat kami untuk berinovasi," kata Agung Cahaya.
Menanggapi prestasi asuhannya, Dr. Nurdayati, MP selaku Pembimbing Program PWMP menyatakan, "Agung Cahya dan kawan-kawan merupkan salah satu dari sekian anak didik kami yang sukses di PWMP dengan menciptakan suatu gerobak angkringan portabel yang bisa dibongkar pasang dan dilengkapi dengan teknologi dua pembangkit listrik."
Selain itu, Nurdayati menambahkan gerobak tersebut juga ditambah dengan aki berbahan dasar tanah merah yang dapat diperbarui. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi pedagang angkringan atau pedagang kaki lima karena praktis dan dapat menghasilkan listrik dengan biaya lebih murah.
Pembuatan ElgroMag didorong dan dibantu oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Nuki Damayanti dan Mohammad Sirojul Aziis.
"Penggunaan teknologi pembangkit listrik terbarukan ini belum masuk ke masyarakat umum sehingga kolaborasi dengan Polbangtan Magelang dengan mewujudkan ElgroMag ini, harapannya dapat diterapkann dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Nuki.
Lebih dari 100 peserta lomba Krenova, Elgromag masuk 20 besar tingkat provinsi dan mendapatkan penghargaan dari gubernur Jawa Tengah. Sebagai apresiasi atas prestasi tersebut, Bappeda Provinsi Jawa Tengah memberi fasilitas pengurusan hak paten untuk karya ElgroMag.
"Tidak semua yang menjadi juara di provinsi mendapatkan hak paten, tetapi merupakan suatu anugerah bagi ElgroMag bisa memperoleh kesempatan untuk mengurus hak paten," tutur Agung.
Hingga saat ini hak paten sedang diurus karena memang memerlukan waktu, paling cepat 1 tahun, mengingat paten tersebut bersifat global.
Nantinya, hak paten yang diperoleh atas nama inventor (pencipta/penemu), yaitu Nurdayati, Nuki Damayanti, Agung Cahya Budy, Agung Kurniawan, Eko Syaifudhin, dan Mohamad Sirojul Aziis. (polbangtan/tantyanuar)