Jepara (Antaranews Jateng) - Warga Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mengkhawatirkan dampak polusi debu dari PLTU Tanjungjati B Jepara terhadap kesehatan masyarakat setempat.

"Harapan kami PLTU Tanjungjati B tidak menutup mata bahwa ada persoalan serius dalam penanganan limbah. Meskipun sebagai objek vital nasional tentunya tidak sampai mengabaikan hak-hak warga," kata Ketua Forum Warga Tanjungjati Bersatu Hadi Priyanto di Jepara, Kamis. 

Dalam rangka menjembatani warga Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara untuk mengomunikasikan persoalan yang dihadapi mereka terkait dengan keberadaan PLTU Tanjungjati B, kata dia, akhirnya dibentuk Forum Warga Tanjungjati Bersatu.

Pembentukan forum tersebut dilaksanakan pada Senin (10/9) malam di kediaman Hadi Priyanto sebagai orang yang ditokohkan oleh masyarakat Desa Bondo.?

Selain soal kesehatan, kata dia, masyarakat Desa Bondo juga masih memiliki kekhawatiran atas dampak debu PLTU yang bisa memengaruhi tingkat kesuburan tanah pertanian maupun kesehatan warga.

Seorang warga Desa Bondo, Sudriyo, mengakui adanya kekhawatiran atas dampak negatif yang ditimbulkan oleh debu yang diduga berasal dari PLTU.

"Kekhawatiran soal polusi debu telah lama dirasakan oleh warga Dukuh Margokerto, Desa Bondo yang berdampingan langsung dengan PLTU," ujarnya.

Kebetulan, lanjut dia, dukuh tersebut terletak di sebelah barat PLTU yang hanya dibatasi oleh Sungai Kaliaman.

"Ketika musim angin timur seperti sekarang, maka debu yang diduga berasal dari PLTU bukan hanya bisa mematikan tanaman cabai, terung, kacang tanah, dan ketimun (mentimun, red.), tetapi debu juga masuk ke rumah-rumah penduduk," ujar Sudriyo yang juga mantan Kepala Dusun Margokerto itu.?

Nasi yang tidak ditutup rapat, kata dia, bisa berubah warna menjadi hitam kemerah-merahan ketika terkena polusi debu yang diduga berasal dari PLTU tersebut.

Bahkan, kata dia, beberapa tahun yang lalu saat cerobong PLTU bocor, puluhan hektare tanaman petani mati karena hujan asam.?

"Petani memang mendapatkan ganti rugi, namun yang dikhawatirkan adalah tingkat kesuburan tanahnya menjadi sangat menurun karena pengaruh hujan asam sehingga tanah tidak lagi produktif," ujarnya.

Dampak lain yang mulai dirasakan masyarakat sekitar, yakni kerusakan kawasan pantai karena abrasi, sulitnya mencari ikan, rusaknya terumbu karang, serta suhu air laut yang berubah.?

Bambang Sungkoro yang juga Ketua RT3/RW8 Desa Bondo menambahkan hampir setiap hari ada ikan yang mati tersedot air turbin pendingin PLTU.?

Timbunan bangkai ikan tersebut, kata dia, mengganggu warga sekitar, selain mengancam kelestarian biota laut. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024