Solo (Antaranews Jateng) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Surakarta mengeluhkan kenaikan harga suku cadang kendaraan akibat pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Mengingat suku cadang masih impor, tentu penguatan dolar AS ini langsung memengaruhi," kata Ketua Organda Surakarta Joko Suprapto di Solo, Kamis.

Ia mengatakan beberapa suku cadang yang harus impor dan saat ini mulai mengalami kenaikan harga, di antaranya kampas rem, kampas kopling, dan minyak pelumas dengan kenaikan sekitar 10-25 persen.

"Untuk kenaikan harga tidak terjadi bersamaan, ada yang baru dua hari ini, ada yang sudah satu minggu," katanya.

Meski mengalami kenaikan harga, untuk persediaannya tidak sulit diperoleh. Ia mengatakan jika sebelumnya untuk memperoleh suku cadang dari luar negeri harus terlebih dahulu menunggu, sedangkan saat ini tidak perlu demikian.

Di sisi sama, katanya, akibat dari kenaikan harga suku cadang tersebut tidak lantas ada kenaikan tarif angkutan umum.

"Tidak semudah itu kami menaikkan tarif angkutan umum. Saat ini orang naik transportasi umum saja sudah jarang, apalagi ketika ongkosnya naik orang akan makin malas menggunakan transportasi umum," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, para pengusaha harus putar otak untuk mengatasi kenaikan harga tersebut. Ia mengatakan salah satu yang dilakukan yaitu mencari suku cadang dengan harga lebih murah.

"Konsekuensinya memang kualitas lebih rendah tetapi ini cukup bisa menekan ongkos operasional. Tidak harus orisinal, namun bisa memilih kualitas yang menengah," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024