Cilacap (Antaranews Jateng) - Gelombang di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta masih berbahaya bagi pelayaran, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo.

"Dari pantauan kami, tren tinggi gelombang di laut selatan Jateng-DIY dalam satu pekan ke depan diprakirakan masih berkisar 2,5-4 meter sehingga masih berbahaya bagi pelayaran," katanya di Cilacap, Jateng, Kamis.

Ia mengatakan tinggi gelombang 2,5-4 meter itu terjadi akibat adanya pola tekanan tinggi di Samudra Hindia barat daya Australia yang memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin timur mencapai 38 kilometer per jam di Samudra Hindia barat Mentawai hingga selatan Jawa.

Selain itu, peningkatan kecepatan angin timuran yang mencapai 48 kilometer per jam terjadi di Samudra Hindia barat daya Banten yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan barat Sumatra, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, dan Laut Arafuru.

"Oleh karena itu, kami masih memberlakukan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jateng. Dalam hal ini, tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Yogyakarta," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat yang hendak liburan akhir pekan dengan mengunjungi pantai agar tidak mandi atau berenang di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena tinggi gelombang 2,5-4 meter sangat berbahaya dan dapat terjadi sewaktu-waktu.

Selain itu, kata dia, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.

Selain itu, kata dia, operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024