Banyumas (Antaranews Jateng) - Sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dipastikan akan terus berkembang, kata Penjabat Bupati Banyumas Budi Wibowo.

"Kegiatan ini wujud `uri-uri` budaya Jawa dan kearifan lokal karena apapun yang ada, ini adalah bagian dari dinamika masyarakat. Banyak manfaat yang kita ambil, baik dari pendapatan asli daerah, keseniannya, dan banyak hal, yang pasti bidang pariwisata akan berkembang terus," katanya di Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Minggu.

Bupati mengatakan hal itu saat pemberangkatan karnaval perahu hias dalam rangkaian kegiatan Festival Serayu Banyumas Tahun 2018 yang digelar Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS), Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, serta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

Menurut dia, kegiatan tersebut dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Banyumas memiliki budaya yang luar biasa.

Dia menilai kegiatan Festival Serayu Banyumas yang telah memasuki tahun ke-10, pelaksanaannya makin bagus. "Mudah-mudahan tahun depan lebih sukses lagi," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan salah satu tujuan dari Festival Serayu Banyumas adalah upaya untuk melestarikan sungai karena memiliki fungsi yang cukup banyak di antaranya untuk sumber kehidupan. "Kita tanpa air tidak bisa hidup," katanya.

Selain itu, kata dia, sungai juga menjadi sumber untuk mendapatkan kehidupan karena manusia dapat mengambil ikan yang ada di sungai, bisa sebagai wahana transportasi, olahraga, rekreasi, dan pembangkit listrik.

Oleh karena itu, lanjut dia, Sungai Serayu bagi Kabupaten Banyumas merupakan sumber kehidupan dan sumber dari segala-galanya sehingga harus dilestarikan.

Sementara itu, Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan kegiatan Festival Serayu Banyumas Tahun 2018 digelar dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata daerah dengan memanfaatkan potensi Sungai Serayu.

"Juga dalam rangka meningkatkan daya saing Kabupaten Banyumas sebagai tujuan pariwisata," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua PMPS Eddy Wahono mengatakan Festival Serayu Banyumas Ke-10 Tahun 2018 menjadi ajang untuk mempromosikan potensi wisata air khususnya di Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, kegiatan tersebut awalnya merupakan gagasan BBWSSO dan PMPS untuk memromosikan eksotisme wisata Sungai Serayu sebagai upaya mengubah mata pencaharian masyarakat dari aktivitas menambang pasir menjadi pelaku wisata di sungai tersebut.

"Setelah berjalan empat kali, festival tersebut dimasukkan dalam agenda wisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, sehingga mendapatkan stimulus anggaran," katanya.

Karnaval perahu hias yang diberangkatkan dari Depot Pasir Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, dengan menyusuri Sungai Serayu sejauh lebih kurang 10 kilometer menuju Dermaga Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, diikuti 27 perahu dari sejumlah organisasi perangkat daerah, organisasi kemasyarakatan, pelaku wisata, dan kalangan pengusaha.

Kegiatan ini menarik minat warga dari berbagai daerah untuk menyaksikan karnaval perahu hias itu dari tepi Sungai Serayu, salah seorang di antaranya Teguh yang berasal dari Purbalingga.

Teguh mengaku sengaja datang ke Desa Tambaknegara untuk sekadar menyaksikan karnaval perahu hias.

"Kegiatan tahunan ini sangat menarik sehingga sangat disayangkan kalau tidak datang untuk menonton," katanya. Iring-iringan perahu hias dalam Festival Serayu Banyumas Tahun 2018 saat melintas di bawah jembatan kereta api Sungai Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Minggu (12-8-2018). (Foto: Sumarwoto)    

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024