Purwokerto (Antaranews Jateng) - Tinggi halte "Bus Rapid Transit" (BRT) Trans Jateng khususnya yang berada di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, perlu dievaluasi, kata Penjabat Bupati Banyumas Budi Wibowo.
 
   "Untuk evaluasi, ini haltenya ketinggiannya masih lebih tinggi dari bus. Jadi, mungkin perlu disamakan nanti," katanya di Purwokerto, Jumat siang.

     Bupati mengatakan hal itu di sela uji coba BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga bersama sejumlah pejabat terkait dari Pendopo Kabupaten Banyumas di Purwokerto menuju Terminal Bus Bulupitu.

     Ia menduga hal itu terjadi karena kemungkinan saat pengukuran tidak diukur bersama tinggi trotoar yang dijadikan halte.

     Oleh karena itu setelah haltenya jadi, kata dia, posisi halte lebih tinggi dari bus sehingga perlu dievaluasi supaya penumpang nyaman ketika masuk ke dalam bus.

     "Ini karena masih uji coba, komentarnya masih sederhana dulu saja," ujarnya.

     Lebih lanjut, Bupati mengatakan BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga dijadwalkan akan diluncurkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada hari Senin (13/8), pukul 10.00 WIB.

     Dalam peluncuran tersebut, kata dia, Gubernur akan mencoba BRT Trans Jateng dari Purwokerto menuju Purbalingga dan kembali lagi ke Purwokerto.

     "Kita berharap ada 14 bus yang akan digunakan. Sementara untuk 'launching' (peluncuran, red.) dipersiapkan delapan bus," katanya.

     Ia mengatakan masyarakat mendapat kesempatan mencoba BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga secara gratis pada hari Senin (13/8) hingga Rabu (15/8).

     "Silakan berbondong-bondong untuk mencoba secara gratis," katanya.

     Sementara di Kabupaten Purbalingga, Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bersama sejumlah pejabat setempat juga melakukan uji coba BRT Trans Jateng pada Jumat (10/8) pagi dengan rute Bukateja-Jompo.

     Saat ditemui wartawan usai uji coba, Bupati mengatakan BRT Trans Jateng sudah cukup baik dan memadai untuk dioperasikan.

     "Aman, nyaman, tepat waktu, dan tarifnya terjangkau," katanya.

     Menurut dia, BRT Trans Jateng yang menggunakan armada bus berkapasitas 40 orang itu memiliki kedisiplinan waktu ketika mengangkut penumpang karena janya menyediakan waktu 30 detik untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di setiap halte.

     Ia memastikan BRT Trans Jateng Koridor 1 Purwokerto-Purbalingga tidak akan mematikan usaha angkutan umum lainnya karena hanya menaikkan dan menurunkan penumpang di halte.
     
"BRT tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, hanya di halte," tegasnya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024