Cilacap (Antaranews Jateng) - Harga ubur-ubur di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, anjlok sehingga nelayan setempat tidak lagi mencari binatang laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa itu.

"Kemarin memang sempat naik dari Rp700 per kilogram menjadi Rp800/kg, namun sekarang turun menjadi Rp600/kg sehingga nelayan enggan mencari ubur-ubur lagi," kata Ketua Kelompok Nelayan "Pandanarang" Tarmuji di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Rabu.

Menurut dia, penurunan harga tersebut terjadi karena volume ubur-ubur yang ditangkap nelayan melebihi kapasitas kolam penampungan milik pengepul binatang laut yang sering disebut dengan nama "jelly fish" itu.

Padahal setiap kali melaut, kata dia, nelayan mampu membawa pulang ubur-ubur berkisar 300-1.000 kilogram.

"Oleh karena itu, nelayan tidak lagi mencari ubur-ubur meskipun masih banyak tersedia di laut selatan Cilacap. Bahkan, hari ini (8/8) nelayan tidak ada yang melaut karena ketika masih banyak ubur-ubur, ikan dan udang justru sulit ditemukan," katanya.

Selain itu, kata dia, saat sekarang gelombang tinggi juga masih berpotensi terjadi di laut selatan Jateng sehingga nelayan Cilacap tidak berani melaut.

Lebih lanjut, Tarmuji mengakui jika berdasarkan perhitungan saat sekarang hingga bulan September sebenarnya merupakan puncak musim panen ikan.

"Namun karena ubur-ubur muncul duluan, ikan dan udang akan sulit dicari. Biasanya musim ubur-ubur tidak lama, setelah itu ikan layur dan bawal akan kembali muncul," katanya

Informasi yang dihimpun, setelah dikumpulkan oleh pengepul, ubur-ubur selanjutnya dikeringkan sebelum dikirim ke eksportir sebelum diekspor dengan negara tujuan di kawasan Asia Timur seperti China dan Jepang untuk dijadikan sebagai bahan makanan maupun kosmetik.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024