Batang (Antaranews Jateng) - Hasil retribusi dari sektor lelang ikan Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, selama bebarapa bulan terakhir ini tidak stabil karena adanya sejumlah penyebab yang dihadapi oleh para nelayan setempat.
 
   Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkannak) Kabupaten Batang Sugiatmo di Batang, Rabu, mengatakan bahwa ada tiga permasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh nelayan yaitu kebijakan penggunaan cantrang, harga ikan rendah, dan kondisi cuaca.

     "Produksi lelang ikan di TPI kini mengalami fluktuatif karena tigal persoalan itu yang mengakibatkan hasil tangkapan ikan turun," katanya.

     Ia yang didampingi Kepala Usaha dan Pengelolaan TPI Hermanto mengatakan dengan memasuki masa habis diberlakukanya penggunaan alat tangkap cantrang per 31 Juli 2018 mengkibatkan para bingung untuk mencari ikan di laut.

     Para nelayan. kata dia, kini belum menerima adanya informasi akan diperpanjang lagi atau tidak masa penggunaan alat tangkap cantrang tersebut sehingga mereka takut mencari ikan di laut.

     "Oleh karena, banyak nelayan bertanya dan sedikit mengalami ketakutan apabila mau berangkat melaut mencari ikan. Mereka meminta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan baru terkait penggunaan alat tangkap cantrang," katanya. 

     Terkait harga ikan di TPI Batang, kata dia, saat ini para nelayan lebih memilih membongkar hasil tangkapan ikan dan melelangkan ikannya di TPI Rembang.

     Ia mengatakan rendahnya harga lelang ikan di TPI Batang karena faktor ketidakmampuan para bakul ikan di daerah setempat untuk membeli ikan dengan harga tinggi.

     "Hanya masalah kemampuan bakul ikan di Batang saja sehingga ada selisih harga jual lelang ikan ekitar Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per kilogramnya dengan TPI Rembang," katanya.

     Ia menambahkan target pendapatan sektor TPI pada 2018 ditetapkan sebesar Rp2 miliar tetapi hingga per 31 Juli 2018 baru terealisasi Rp1,2 miliar.
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024