Purbalingga (Antaranews Jateng) - Potensi peternakan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih tinggi dan terbuka luas, kata Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi.

"Hal itu disebabkan di Purbalingga terdapat potensi pakan sebanyak 242.270 satuan ternak, namun baru termanfaatkan untuk 42.880 satuan ternak," katanya saat Gelar Potensi Peternakan 2018 bertemakan "Peternakan Maju Rakyat Sejahtera" di Pasar Hewan Purbalingga, Selasa.

Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen dan mendukung penuh budi daya ternak sapi, kambing, dan domba.?

Dengan demikian, lanjut dia, nantinya akan ada peningkatan populasi dan kualitas ternak.

"Saat sekarang daging sapi, ayam, dan kambing berkontribusi dalam peningkatan inflasi yang ada di Purbalingga. Nantinya, kami bersama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) memastikan agar bagaimana stok daging mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan, syukur terhadap swasembada daging nasional," katanya.

Lebih lanjut, Bupati mengatakan potensi peternakan lainnya di Kabupaten Purbalingga, yakni sumber daya genetik kambing khas Kejobong yang sudah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Pertanian.

Menurut dia, kambing khas Kejobong akan bersaing dengan kambing ongol di Kabupaten Kebumen dan kambing etawa di Kabupaten Purworejo.

Terkait dengan pengembangan kambing khas Kejobong, dia mengatakan Pemkab Purbalingga pada tahun 2018 mendapat bantuan sebesar Rp50 miliar dari Islamic Development Bank.

"Harapannya kambing khas Kejobong ini dibudidayakan dengan baik, sehingga mampu ekspor daging kambing beku ke luar negeri. Kambing Kejobong ini dikenal memiliki daging yang padat, beranak kembar, kebal penyakit, tentu ini menjadi kebanggaan kita," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Lily Purwati mengatakan pihaknya turut melaksanakan program nasional berupa Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

Menurut dia, program tersebut pada tahun 2018 direalisasikan dengan pemeriksaan kebuntingan sebanyak 3.500 ekor sapi.

Selain itu, realiasi akseptor 60 persen atau 2.268 ekor sapi, pelayanan akseptor 2.287 dosis, pelayan gangguan reproduksi 500 ekor, dan pelayanan kebuntingan 1.798 ekor.

"Ini merupakan gerakan nasional pemerintah, karena tahun 2026 Indonesia ditarget swasembada daging sapi, tidak ada impor lagi," katanya.

Terkait dengan Gelar Potensi Peternakan 2018, dia mengatakan acara tersebut meliputi empat kegiatan, yakni kontes ternak, pameran ternak, saresehan peternakan, dan bursa peternakan.

Menurut dia, acara tersebut juga diisi dengan pameran hijauan pakan ternak seperti rumput odot, setaria, dan indigovera.

"Jenis-jenis rumput tersebut membuat sapi dan kambing kita cepat gemuk," katanya. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024