Semarang (Antaranews Jateng) – Sebanyak 32 tim sekolah sepak bola (SSB) bakal berlaga dalam grand final Liga Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia (Fopssi) Jateng U-11 untuk memperebutkan Piala Ketua DPRD Jateng.
Ke-32 tim tersebut akan bertanding di Lapangan Desa Kujon, Borobudur, Magelang, 4-5 Agustus 2018, kata Wakil Ketua Fopssi Jateng, Ahmad Su’udi, dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat (3/8).
Menurut dia, pertandingan 32 tim SSB bakal berlangsung sengit dan menarik karena tim-tim yang akan bertanding tersebut merupakan tim terbaik dari masing-masing wilayah.
Sebanyak 32 tim akan dibagi dalam delapan grup. Nantinya juara dan peringkat kedua tiap grup akan maju ke fase gugur untuk memperebutkan juara 1 untuk meraih Piala Ketua DPRD Jateng dan uang pembinaan.
“Tim juara satu akan menjadi wakil Jateng ke tingkat nasional yang akan digelar di Bandung sehingga diharapkan setiap SSB mempersiapkan diri secara baik," ujarnya.
Untuk menggelar partai grand final, katanya, panitia sudah mempersiapkan secara matang. "Sebelum kejuaraan dimulai, kami sudah melakukan penelusuran (screening) data pemain. Validasi ini agar pemain yang bertanding benar-benar usia 11 tahun. Selain itu kami juga menjalankan temu teknik agar peraturan kompetisi bisa ditaati," demikian Ahmad Su'udi.
Ke-32 tim tersebut akan bertanding di Lapangan Desa Kujon, Borobudur, Magelang, 4-5 Agustus 2018, kata Wakil Ketua Fopssi Jateng, Ahmad Su’udi, dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat (3/8).
Menurut dia, pertandingan 32 tim SSB bakal berlangsung sengit dan menarik karena tim-tim yang akan bertanding tersebut merupakan tim terbaik dari masing-masing wilayah.
Sebanyak 32 tim akan dibagi dalam delapan grup. Nantinya juara dan peringkat kedua tiap grup akan maju ke fase gugur untuk memperebutkan juara 1 untuk meraih Piala Ketua DPRD Jateng dan uang pembinaan.
“Tim juara satu akan menjadi wakil Jateng ke tingkat nasional yang akan digelar di Bandung sehingga diharapkan setiap SSB mempersiapkan diri secara baik," ujarnya.
Untuk menggelar partai grand final, katanya, panitia sudah mempersiapkan secara matang. "Sebelum kejuaraan dimulai, kami sudah melakukan penelusuran (screening) data pemain. Validasi ini agar pemain yang bertanding benar-benar usia 11 tahun. Selain itu kami juga menjalankan temu teknik agar peraturan kompetisi bisa ditaati," demikian Ahmad Su'udi.