Jakarta (Antaranews Jateng) - Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan satelit multifungsi untuk mendukung penggunaan teknologi internet berkecepatan tinggi, high throughput satellite (HTS), pada 2022 mendatang.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif menjelaskan satelit digunakan untuk menjangkau sekitar 150.000 titik di Indonesia yang tidak terjangkau kabel serat optik.
Melalui satelit, daerah tersebut akan dapat merasakan internet berkecepatan tinggi.
Selasa (24/7), Kemkominfo mengumumkan prakualifikasi untuk badan usaha yang akan bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan proyek satelit multifungsi ini, melalui laman resmi mereka kominfo.go.id.
Perkiraan nilai investasi proyek ini sebesar Rp 6,580 triliun, mencakup pembiayaan, perancangan, pengadaan, pembangunan, peluncuran, pengoperasian dan pemeliharaan satelit.
“Targetnya, sampai akhir 2018, sudah bisa dtentukan siapa pemenangnya,” kata Anang saat ditemui di acara diskusi pemerataan akses telekomunikasi dan informasi di Jakarta, Rabu.
Sambil menantikan satelit tersebut beroperasi pada 2022, BAKTI menyiapkan rencana untuk menyewa satelit yang sudah ada terlebih dulu, namun, belum menyatakan satelit apa.
Sejauh ini, mereka membidik satelit dari Hong Kong dan salah satu negara di Eropa. Mereka merencanakan akan menentukan satelit sewaan tersebut pada akhir tahun ini.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif menjelaskan satelit digunakan untuk menjangkau sekitar 150.000 titik di Indonesia yang tidak terjangkau kabel serat optik.
Melalui satelit, daerah tersebut akan dapat merasakan internet berkecepatan tinggi.
Selasa (24/7), Kemkominfo mengumumkan prakualifikasi untuk badan usaha yang akan bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan proyek satelit multifungsi ini, melalui laman resmi mereka kominfo.go.id.
Perkiraan nilai investasi proyek ini sebesar Rp 6,580 triliun, mencakup pembiayaan, perancangan, pengadaan, pembangunan, peluncuran, pengoperasian dan pemeliharaan satelit.
“Targetnya, sampai akhir 2018, sudah bisa dtentukan siapa pemenangnya,” kata Anang saat ditemui di acara diskusi pemerataan akses telekomunikasi dan informasi di Jakarta, Rabu.
Sambil menantikan satelit tersebut beroperasi pada 2022, BAKTI menyiapkan rencana untuk menyewa satelit yang sudah ada terlebih dulu, namun, belum menyatakan satelit apa.
Sejauh ini, mereka membidik satelit dari Hong Kong dan salah satu negara di Eropa. Mereka merencanakan akan menentukan satelit sewaan tersebut pada akhir tahun ini.