Solo (Antaranews Jateng) - Bank Indonesia (BI) memprediksikan inflasi bulan Juli 2018 di Kota Solo akan mengalami penurunan jika dibandingkan inflasi Juni seiring dengan penurunan harga komoditas pokok, salah satunya telur ayam.

"Prediksi kami inflasi Juli ini akan mereda. Kalau lihat harga sejumlah komoditas pokok kan sudah mulai stabil," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Surakarta Taufik Amrozy di Solo, Minggu.

Ia mengatakan salah satu komoditas pokok yang harganya cukup tinggi adalah telur ayam. Meski demikian, setelah ditelusuri ternyata pasokan telur ayam di Kota Solo sebetulnya mencukupi kebutuhan pasar.

"Oleh karena itu, seharusnya harga tidak terlalu tinggi. Di sisi lain kami juga tidak bisa menghukum masyarakat. Salah satu upaya yang harus kami lakukan adalah bagaimana memangkas jalur distribusi, karena selama ini terlalu panjang rantai distribusinya," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan data inflasi terakhir, yaitu bulan Juni 2018 komoditas telur ayam memberikan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,12 persen.

"Secara umum pada bulan lalu inflasi Juni 2018 di Kota Solo mencapai 0,85 persen. Meski belum bisa menyebutkan kisaran angka tetapi saya cukup optimistis inflasi bulan ini akan lebih rendah dibandingkan bulan Juni," katanya.

Sementara itu, salah satu langkah yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta untuk memutus rantai distribusi khususnya komoditas telur ayam yaitu selama satu minggu sejak hari Jumat (20/7) pihaknya melaksanakan pasar murah telur ayam.

"Saat ini harganya sudah mulai turun dari Rp26.000/kg menjadi Rp25.000/kg. Harapan kami paling tidak bisa di angka Rp22.000/kg," katanya.

Terkait adanya kenaikan harga tersebut, dikatakannya, beberapa waktu terakhir sektor usaha peternakan sempat terkendala oleh naiknya harga pakan dan larangan impor antibiotik untuk pertumbuhan ayam yang akhirnya berdampak pada penurunan produksi.

"Meski demikian, sejauh ini produksi telur ayam di Kota Solo masih relatif tercukupi, kalau suplai cukup maka seharusnya harga tidak terlalu tinggi. Ini yang coba kami pecahkan," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024