Purwokerto (Antaranews Jateng) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas memantau gejolak kenaikan harga daging ayam ras, kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas Didi Rudwiyanto.
     
"Sejak kemarin kami melakukan evaluasi di lapangan, TPID sudah turun untuk memantau kemungkinan adanya permasalahan dalam distribusi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

TPID Banyumas juga memantau jaringan distribusi kebutuhan pokok masyarakat lainnya yang hingga saat ini masih bertahan tinggi.
     
Terkait dengan daging ayam ras, dia menduga kenaikan harga komoditas tersebut akibat minimnya pasokan dari peternak.

"Kemarin saat Lebaran, mungkin sudah habis-habisan sehingga pasokannya berkurang sehingga stoknya sedang kami pantau. Apalagi permintaan masyarakat terhadap daging ayam ras cukup tinggi karena untuk kebutuhan syawalan dan hajatan," katanya.

Dia mengakui harga daging ayam ras kembali melonjak, sedangkan harga telur ayam ras cenderung turun meskipun masih tergolong tinggi.

Penurunan harga telur ayam ras disebabkan pasokan komoditas tersebut mulai lancar.

"Saat ini sudah banyak ayam petelur yang mulai bertelur, mungkin sudah musimnya. Sementara untuk harga komoditas pertanian yang masih bertahan tinggi kemungkinan karena pengaruh iklim," katanya.

Dia mengaku belum menerima laporan dari TPID Banyumas terkait dengan hasil pantauan dan evaluasi di lapangan karena hingga saat ini, tim masih memantau sejumlah lokasi.
     
Akan tetapi khusus untuk beras, Didi memastikan harganya tidak mengalami kenaikan karena saat sekarang sedang masa panen.
     
"Apalagi dalam waktu dekat akan dilakukan penyaluran rastra (beras keluarga sejahtera) sehingga diharapkan harga beras di pasaran bisa turun lagi," katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Agus Chusaini mengakui beberapa komoditas kebutuhan pokok masyarakat pada Juli menunjukkan kenaikan seperti daging ayam ras.
     
"Tentu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut dapat memberikan kontribusi pada inflasi pada bulan Juli. Kenaikan daging ayam ras diduga karena pasokan daging ayam di pasar menurun dari biasanya," katanya.
     
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan TPID segera turun ke lapangan untuk mengonfirmasi dugaan tersebut serta mencari penyebabnya. 
     
"Dalam pekan ini, TPID Banyumas turun ke lapangan. Langkah tindak lanjut ditetapkan setelah mendapatkan kepastian penyebab kenaikan harga daging ayam ras," katanya.

Pantauan Antara di Pasar Manis, Purwokerto, harga daging ayam ras hingga saat ini masih bertahan sebesar Rp40.000 per kilogram, sedangkan harga telur ayam ras turun dari Rp27.000/kg menjadi Rp26.000/kg setelah sempat mencapai Rp29.000/kg. Dalam kondisi normal, harga daging ayam ras berkisar Rp32.000-Rp33.000/kg, sedangkan harga telur ayam ras berkisar Rp21.000-Rp22.000/kg.
     
Salah seorang pedagang, Martini mengatakan kenaikan harga daging ayam ras terjadi karena pasokan dari distributor minim, sedangkan permintaan dari masyarakat cukup tinggi.
     
"Sampai sekarang masih banyak yang menggelar hajatan sehingga kebutuhan daging ayam ras meningkat. Padahal, pasokan dari distributor minim dan harganya juga naik, sehingga kami terpaksa menyesuikan kenaikan harga tersebut," katanya.

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024