Solo (Antaranews Jateng) - Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah meneliti beras analog berbasis bonggol pisang kering untuk pasien diabetes melitus (DM).

"Penelitian ini sebagai suplemen makanan bagi si pasien," kata salah satu mahasiswa Hana Puspita di Solo, Selasa.

Ia mengatakan ketergantungan sebagian besar penduduk Indonesia pada beras sebagai bahan makanan pokok merupakan tantangan. Di sisi lain, ancaman penyakit degeneratif seperti DM makin meningkat.

"Terkait hal ini, upaya pencegahan terhadap penyakit degeneratif perlu diusahakan melalui kebutuhan makanan pokok yang merupakan salah satu potensi pemicu degeneratif. Salah satunya adalah dengan diversifikasi pangan melalui pengembangan pangan beras yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga bisa menjadi alternatif pangan penderita Diabetes Mellitus melalui pengembangan beras analog `low glicemic index`," katanya.

Ia mengatakan beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan baku selain beras dan terigu, yaitu dari nonpadi dengan kandungan karbohidrat mendekati atau melebihi beras dengan bentuk menyerupai beras dan dapat berasal dari kombinasi tepung lokal atau padi.

"Pembuatan beras analog menggunakan alat ekstruder, yaitu alat untuk memproses suatu bahan menggunakan teknologi ekstrusi. Pada penelitian ini, bahan baku yang digunakan adalah bonggol pisang," katanya.

Ia mengatakan menurut penelitian terdahulu, bonggol pisang memiliki komposisi yang terdiri dari 76 persen pati, 20 persen air, karbohidrat 66,2 persen, protein, dan mineral-mineral penting.

Menurut dia, kelebihan dari bonggol pisang kering adalah memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kalori beras yaitu sebesar 363 kalori. Sedangkan untuk kandungan karbohidrat, lemak, dan protein bonggol pisang kering lebih rendah jika dibandingkan dengan karbohidrat beras padi.

Ia mengatakan pembuatan beras analog menggunakan bahan baku bonggol pisang diawali dengan pembuatan tepung bonggol pisang. Tepung bonggol pisang akan dijadikan beras analog menggunakan metode ekstruksi dan hasilnya diteliti karakteristik yang terdapat pada beras analog yang meliputi karakteristik fisik, kimia, dan sensori.

"Tujuan kami untuk mengetahui karakteristik kimia mulai dari kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan serat pangan. Selain itu adalah untuk mengetahui karakteristik fisik mulai dari daya serap air, `swelling power`, `cooking time`, densitas kamba, dan warna," katanya.

Selain Hana, dua mahasiswa lain yang juga tergabung dalam tim penelitian tersebut yaitu Yunita Merlin Tamara dan Muhamad Rivky Arsito. Ketiganya merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian UNS. 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024