Semarang (Antaranews Jateng) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendorong pemerintah kota setempat menyiapkan diri untuk penyelenggaraan even internasional lagi, seperti Motocross Grand Prix (MXGP) 2018.
   
 "Hampir semua kabupaten/kota kepengen jadi tuan rumah even dunia itu. Kota Semarang beruntung mendapatkan kesempatan, selain Pangkal Pinang," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Kadarlusman di Semarang, Jumat.

     Pilus, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu mengapresiasi suksesnya gelaran MXGP 2018 pada 6-8 Juli lalu di Sirkuit Bukit Semarang Baru (BSB) yang terlihat dari antusias penonton untuk datang, termasuk wisatawan asing.

     Gelaran even motocross internasional itu, kata dia, juga bisa disaksikan berbagai negara di dunia sehingga pasti mengangkat citra Kota Semarang, atau setidaknya mengenalkan Kota Atlas kepada masyarakat dunia secara luas.

     "Ya, memang dengan even semacam ini bisa jadi ajang mengenalkan Semarang. Semarang jadi tuan rumah. Kalau melalui sosialisasi atau pengenalan ke negara-negara lain kan butuh waktu yang lama," katanya.

     Ia menyebutkan penyelenggaraan even MXGP 2018 menelan anggaran sekitar Rp35 miliar, tetapi Pemerintah Kota Semarang hanya menyiapkan Rp18 miliar, termasuk kontrak lahan untuk sirkuit motocross di BSB Semarang.

     Namun, kata dia, kontrak lahan untuk sirkuit itu tidak hanya sekali pakai, melainkan berlangsung antara 2-3 tahun sehingga Pemkot Semarang bisa melakukan pengelolaan sirkuit itu untuk gelaran-gelaran yang serupa.

     Apalagi, ia mengatakan Semarang juga memiliki Sirkuit Mijen dengan trek aspal yang bisa dimanfaatkan untuk gelaran internasional serupa untuk balap aspal, seperti Moto GP jika infrastrukturnya sudah disiapkan.

     "Memang, saat ini Sirkuit Mijen belum sempurna, tetapi tahun ini kan dianggarkan untuk 'finishing'. Kalau memungkinkan, ya, bisa untuk gelaran internasional setingkat kemarin (MXGP, red.). Bisa jadi tuan rumah lagi," katanya.

     Meski demikian, ia mengakui ada beberapa hal yang harus dibenahi jika Semarang kembali menggelar even berkelas dunia, khususnya harga tiket karena ketika even MXGP 2018 banyak masyarakat menilainya cukup mahal.

     "Harga tiket yang terlalu tinggi menjadi salah satu kelemahan. Banyak warga yang mengeluhkan tiket. Ke depan, kami berharap jika berkesempatan lagi di Semarang, tiket bisa disiapkan dengan harga yang terjangkau," katanya.

     Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi gantian menawarkan Sirkuit Mijen yang dimiliki pemerintah kota setempat untuk even balap internasional setelah ajang MXGP 2018 yang berlangsung di Sirkuit BSB Mijen.

     "Perlu kami sampaikan, di seberang sirkuit motocross ini, kami sedang membangun sirkuit trek aspal yang siap untuk balapan internasional," kata Hendi, sapaan politikus PDI Perjuangan tersebut, di sela even MXGP 2018, Minggu (8/7) lalu.

     Hendi pun menyampaikan tawaran itu di hadapan pengurus Ikatan motor Indonesia (IMI) dan Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) yang juga menaungi gelaran MotoGP.

     Meski tak secara langsung menunjuk pada even MotoGP, orang nomor satu di Kota Semarang itu mengaku akan mengajukan dulu sirkuit aspal yang dimiliki tersebut layak atau tidak kepada FIM.

     "Saya ingin semuanya matang. Kami ajukan dulu sirkuit aspal yang ada ini (Sirkuit Mijen, red.) memadai atau tidak kepada FIM. Nanti, baru kami bisa bicara lebih lanjut," ungkapnya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024