Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kota Semarang segera merelokasi sebagian pedagang kaki lima (PKL) di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang yang masih tersisa.

     "Kami sudah berikan batas waktu bagi PKL untuk pindah maksimal 21 Juli 2018. Kami akan bantu pembongkaran," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Senin.

     Ia menyebutkan setidaknya ada sebagian PKL di bantaran Sungai BKT yang belum dipindahkan karena meminta penundaan setelah Lebaran, di antaranya di wilayah Bugangan, Mlatiharjo, dan Karangtempel.

     Menurut dia, pemindahan PKL itu akan dilakukan secara bertahap, seperti di kawasan Mlatiharjo yang sudah siap untuk pindah dan sekitar 50 bangunan yang mereka tempat juga siap dibongkar.

     Relokasi PKL di bantaran Sungai BKT Semarang dilakukan seiring dengan proyek normalisasi sungai tersebut yang saat ini sudah mulai digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

     Sebagian pedagang yang sebelumnya berada di bantaran sungai tersebut sudah ada yang menempati tempat relokasi yang disediakan, sementara sebagian PKL masih ada yang meminta penundaan.

     "Untuk pedagang di Mlatiharjo sudah kami sediakan tempat di Pasar Klithikan Penggaron atau Pasar Barito Baru. Kami targetkan 2 Agustus 2018 semuanya sudah 'clear'," katanya.

     Untuk pedagang yang masih enggan direlokasi, seperti di kawasan Karangtempel, ia mengatakan akan terus melakukan komunikasi lebih lanjut dengan ketua paguyubannya agar segera selesai.

     Fajar meminta para PKL yang terkena dampak pembangunan untuk bersedia menempati tempat relokasi yang sudah disediakan Pemerintah Kota Semarang sehingga memperlancar pembangunan.

     "Yang penting, bagaimana Kota Semarang bisa maju dengan normalisasi Sungai BKT. Nanti, yang merasakan manfaatnya juga masyarakat sekitar. Jadi, tolonglah untuk tidak banyak bermanuver," katanya.

     Dampak positif dari normalisasi Sungai BKT, kata dia, antara lain mengentaskan kemiskinan, kemudian menaikkan nilai jual tanah di kawasan itu sehingga pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

     Secara keseluruhan, ia menyebutkan setidaknya ada 3.500-an bangunan yang ada di sepanjang bantaran Sungai BKT Semarang, dan kurang lebih 2.700 bangunan saat ini sudah rata dengan tanah.

     "Yang masih tersisa sekitar 800 bangunan. Kami akan segera menyelesaikan pembongkaran bangunan yang masih tersisa, mulai Jembatan majapahit hingga Jembatan Kartini Semarang," kata Fajar. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024