Kudus (Antaranews Jateng) - Sirup parijotho yang merupakan produk khas dari masyarakat di Pegunungan Muria, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai diminati masyarakat luar daerah.

Menurut salah seorang pembuat sirup parijotho asal Desa Colo, Kecamatan Dawe, Sumarlan, di Kudus, Senin, parijotho selama ini hanya dijual tanpa melalui proses apa-apa sehingga hanya dijual dalam bentuk buah bersama tangkainya.

"Karena peminatnya tidak banyak, akibatnya banyak parijohto yang terbuang percuma," ujarnya.

Kondisi tersebut, katanya, memaksa dirinya berfikir keras untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat dengan menggunakan parijotho yang selama ini hanya dijadikan makanan bagi orang hamil agar proses kelahirannya lancar dan mendapatkan keturunan yang sempurna.

Selain itu, lanjut dia, buah yang banyak tumbuh di Pegunungan Muria Kudus itu, juga sangat baik untuk meningkatkan kesuburan karena buah parijotho tersebut kaya akan antioksidan.

Akhirnya, lanjut dia, pada akhir tahun 2015 dirinya mencoba membuat sirup dari buah parijotho.

"Uji coba selama tiga bulan akhirnya membuahkan hasil, berupa sirup parijotho," ujarnya.

Karena masih dalam tahap uji coba, sirup hasil buatannya itu diberikan kepada para tetangga terdekatnya untuk meminta masukan.

Dari 1 kilogram parijotho, katanya, bisa menghasilkan sirup hingga 4 liter.

"Proses pembuatannya memang membutuhkan kesabaran karena melalui proses penyaringan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang berkualitas," ujarnya.

Setelah dianggap cocok, kata dia, sirup hasil produksinya itu mulai dipasarkan melalui kios yang ada di desanya yang kebetulan memang dekat dengan kompleks wisata ziarah Sunan Muria.

Kini, lanjut dia, pemasarannya mulai memanfaatkan media sosial facebook agar lebih dikenal masyarakat luas.

"Hasilnya, memang cukup bagus karena banyak pesanan yang mengalir dari pemesanan melalui medsos yang berasal dari berbagai daerah di luar Kudus," ujarnya.

Sirup parijotho yang dijual, meliputi sirup berukuran 250 mililiter, 500 mililiter, dan 600 mililiter.

Harga jualnya, kata dia, untuk ukuran paling kecil sebesar Rp40.000, sedang Rp60.000 dan paling besar dijual Rp90.000 per botolnya.

 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024