Purwokerto (Antaranews Jateng) - Musim kemarau dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi garam, kata Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Teuku Junaidi.

"Dengan catatan, kondisi kemarau tidak disertai angin kencang," katanya di Purwokerto, Senin.

Menurut dia, angin yang bertiup sangat kencang dapat mengotori tambak-tambak garam. "kondisi cuaca dengan angin kencang, apabila dipaksakan untuk produksi akan menurunkan kualitas garam tersebut, sehingga biasanya petani menunda produksi," katanya.

Dia menambahkan, kebanyakan petani memproduksi garam dengan cara yang tradisional.

"Produksi biasanya menggunakan cara tradisional sehingga tiupan angin kencang bisa menyebabkan debu berterbangan, dan lain sebagainya, sehingga kualitas bisa menurun," katanya.

Karena itu, kata dia, kondisi cuaca yang tidak menentu dan sulit diprediksi biasanya memengaruhi kualitas dan kuantitas garam.

"Karena itu, biasanya harga garam bisa mengalami kenaikan saat kondisi cuaca sedang tidak menentu, karena kualitas dan kuantitas ikut turun, petani banyak menunda produksi," katanya.

Dia berharap, musim kemarau pada tahun ini tidak banyak disertai angin kencang agar produksi petani garam bisa terus meningkat.

Sementara itu, dia juga berharap pemerintah melalui Bulog dapat menyerap garam dari petani ketika jumlah produksi sedang mengalami peningkatan.

Dengan demikian ada jaminan bagi petani terutama saat produksi garam sedang mengalami peningkatan," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024