Purwokerto (Antaranews Jateng) - Debat Terbuka Putaran II Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyumas 2018 yang digelar di Hotel Java Heritage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, mengangkat tema "Pembangunan Ekonomi, Investasi, dan Industri".

Debat yang dipandu moderator Nina Amelia (penyiar TVRI Semarang) itu menghadirkan empat panelis, yakni Prof Dr Paulus Israwan, M.S. dan Prof Dr Suliyanto, S.E., M.M. dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Dr Sunandar dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, serta Dr Fathul Aminudin Aziz dari Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Salah satu pertanyaan yang diajukan panelis kepada pasangan calon berkaitan dengan pembangunan sektor pertanian khususnya karena lebih dari 60 persen warga miskin di Kabupaten Banyumas adalah petani.

"Pertanyaannya, program pada bidang pertanian apakah yang akan saudara lakukan untuk menyejahterakan petani di Kabupaten Banyumas jika saudara terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Banyumas," kata Nina Amelia saat membacakan pertanyaan dari panelis.

Terkait dengan pertanyaan tersebut calon bupati nomor urut 2, Achmad Husein mengatakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan petani.

Menurut dia, upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, harus dilakukan dengan meningkatkan produksi petani di bidangnya masing-masing.

"Oleh sebab itu, bagi petani padi yang sekarang produksinya adalah 5,8 ton per hektare, maka bagaimana caranya kalau pemerintah daerah bekerja sama dengan universitas, kerja sama dengan peneliti-peneliti yang ada di Indonesia untuk bisa menaikkan tahap demi tahap hingga mencapai produksi 12 ton per hektare," ujar dia yang berpasangan dengan Sadewo Tri Lastiono.

Menurut dia, peningkatan produksi dari 5,8 ton per hektare menjadi 12 ton per hektare merupakan sesuatu yang realistis dan bisa dilakukan.

Sementara itu, calon bupati nomor urut 1, Mardjoko mengatakan produktivitas padi saat sekarang rata-rata 5,5 ton per hektare sehingga tergolong rendah.

Jika petani didukung secara teknis, kata dia, produktivitas padinya bisa mencapai rata-rata 8 ton per hektare.

"Untuk bisa mencapai 12 ton per hektare, itu sangat sulit sekali," ucap dia yang berpasangan dengan Ifan Haryanto.

Dalam debat tersebut, panelis juga mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penanaman modal serta insentif dan kemudahan yang akan diberikan untuk menarik investor menanamkan modalnya di Banyumas.

Terkait dengan pertanyaan tersebut, calon wakil bupati nomor urut 2, Sadewo Tri Lastiono mengatakan upaya mengundang investor bukan merupakan hal yang mudah.

Menurut dia, investor ada dua, yakni penanam modal lokal dan penanam modal dari luar.

"Kalau penanam modal lokal, kita sudah meningkatkan wisata-wisata desa. Kalau dari luar, salah satu program kami adalah membangun kawasan industri di daerah Wangon dan Lumbir," imbuhnya.

Ia mengatakan pembangunan kawasan industri di Wangon dan Lumbir dengan alasan dua daerah tersebut merupakan wilayah dengan kondisi tanah yang kurang produktif, dekat dengan Pelabuhan Cilacap, dan lokasinya langsung bersentuhan dengan jalan nasional.

"Jangan lupa, sekarang sedang dibangun Bandara Wirasaba (Bandara Jenderal Besar Soedirman, red.) di Kabupaten Purbalingga, tetapi banyak sekali mal dan hotel-hotel justru dibangun di Purwokerto. Itu yang akan kita tangkap," tuturnya.

Menanggapi jawaban tersebut, calon wakil bupati nomor urut 1, Ifan Haryanto mengatakan bermimpi itu boleh-boleh saja.

"Tetapi kalau tadi Mas Sadewo menyampaikan akan membangun kawasan industri, apa iya dalam waktu lima tahun. Lagi pula, saya sudah cek, di Wangon itu peruntukannya bukan untuk kawasan industri. Kita membangun dasarnya harus pakai desain perencanaan," katanya.

Ia mengatakan jika Wangon bukan tempat atau dialokasikan untuk industri, berarti tidak boleh untuk pembangunan kawasan industri.

Usai mendengar tanggapan tersebut, Sadewo mengatakan jika Ifan juga perlu memelajari bahwa rencana tata ruang wilayah saat sekarang dalam proses revisi.

"Rencananya, di daerah Wangon dan Lumbir untuk daerah industri. Mungkin `panjenengan` (anda, red.) kurang memelajari kondisi Banyumas karena `panjenengan` lebih banyak tinggal di Bogor," tukasnya.

Dari pantauan, debat terbuka putaran kedua tersebut berjalan lebih tertib jika dibanding dengan putaran pertama karena pendukung masing-masing pasangan calon bisa menahan diri dalam menyampaikan yel-yel dukungan.

Bahkan di sela waktu istirahat, seluruh pasangan calon menunjukkan keakrabkan mereka dengan berswafoto bersama dengan membelakang penonton, baik menggunakan telepon pintar milik Achmad Husein yang dipasang pada "tongsis" yang dia bawa maupun mengunakan telepon pintar milik Ifan Haryanto.

Seperti diketahui, Pilkada Banyumas yang akan digelar pada tanggal 27 Juni 2018 diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni pasangan Mardjoko/Ifan Haryanto dengan nomor urut 1 serta pasangan Achmad Husein/Sadewo Tri Lastiono dengan nomor urut 2.

Pasangan Mardjoko/Ifan Haryanto diusung Partai Golongan Karya, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan, sedangkan pasangan Achmad Husein/Sadewo Tri Lastiono diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Demokrat, dan Partai Nasional Demokrat.

Calon Bupati Mardjoko merupakan Bupati Banyumas periode 2008-2013 hasil Pilkada Banyumas 2008 yang saat itu berpasangan dengan Achmad Husein.

Dalam Pilkada Banyumas 2013 yang diikuti enam pasangan calon, Mardjoko kembali mencalonkan diri sebagai bupati berpasangan dengan Gempol Suwandono.

Demikian pula dengan Achmad Husein mencalonkan diri sebagai bupati berpasangan dengan Budhi Setiawan hingga akhirnya menang dalam Pilkada Banyumas 2013.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024