Solo (Antaranews Jateng) - Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menggelar buka bersama dengan puluhan orang mantan narapidana terorisme di rumah dinas Loji Gandrung Solo, Selasa.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dalam kesempatan melakukan dialog dengan mantan napi terorisme tersebut menyatakan pihaknya sebagai abdi masyarakat siap melayani tanpa pandang bulu dan berjanji membantu mendirikan sebuah yayasan untuk para mantan napi ini.

"Kami memandang seseorang seburuk apa pun pada masa lalu, masih memiliki kesempatan untuk mengubah ke arah kebaikan," kata Rudyatmo.

Menurut Rudyatmo, mantan napi terorisme membutuhkan pendampingan untuk mengarah kehidupan yang lebih baik mulai dari beradaptasi dengan lingkungannya hingga masalah peningkatan ekonomi. Pihaknya mendukung adanya ide baik untuk mendirikan yayasan mantan napi ini.

"Kami siap membantu mendirikan yayasan itu, termasuk soal konsep awal, perizinan, legalitas, manfaat, dan lainnya," katanya.

Pihaknya berharap dengan kehadiran negara untuk mantan napi terorisme bisa ada perubahan ke depan yang baik. Mereka setelah bebas menyatakan susah mencari pekerjaan dan melakukan kerja serabutan, sehingga hal itu harus dibenahi.

"Kami siap membantu dan mendampingi mewujudkan ide yayasan itu, sehingga mantan napi terorisme di dalamnya akan mendapat manfaat yang lebih baik ke depannya," katanya pula.

Bahkan, kondisi tersebut dapat membuat keadaan di Kota Solo menjadi lebih kondusif, nyaman, aman, dan tenteram.

Menurut dia, dengan adanya yayasan tersebut pada mantan napi terorisme yang sudah bebas atau keluar dari masa tahanannya dapat masuk ke yayasan untuk menata kehidupan yang lebih baik.

Menurut Joko Tri, salah satu mantan narapidana kasus terorisme jaringan Noordin M Top, dirinya menyetujui dengan gagasan adanya yayasan tersebut. Yayasan itu dapat mengakomodir mantan napi terorisme asal wilayah Jateng dan Yogyakarta, sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomiannya.

Menurut Joko, mantan napi terorisme selain masalah ideologi, ekonomi menjadi satu alasan seseorang menjadi teroris. Mereka yang keluar dari tahanan akan menjadi lega karena bisa masuk ke yayasan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

 "Ada harapan kehidupan yang lebih baik," kata Joko yang mengaku terlibat kasus terorisme karena ikut mereakit bom Bali 2002.

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024