Semarang (Antaranews Jateng) - Setidaknya 60 persen lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah langsung terserap di industri, kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jateng Sri Puryono.
     "Yang membanggakan, 100 persen siswa lulus tahun ini, dan 60 persennya langsung diterima industri," katanya saat Wisuda Prasetya Alumni Siswa SMKN Jateng Angkatan II di Semarang, Kamis.
     Mereka yang lainnya, kata dia, saat ini masih menyelesaikan proses magang di industri, mendaftar TNI dan Polri, serta ada yang memilih mendaftar kuliah di perguruan tinggi.
     Sri menjelaskan SMKN Jateng adalah sekolah gratis yang dikelola Pemerintah Provinsi Jateng yang memiliki kampus di tiga lokasi, yakni Kota Semarang, Kabupaten Purbalingga, dan Pati.
     "Ini merupakan salah satu upaya mengurangi kemiskinan karena anak-anak yang diterima di sini adalah mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu, tetapi berprestasi," katanya.
     Ia mencontohkan pada lulusan tahun ini ada banyak siswa yang mendapatkan nilai 100 untuk mata ujian Matematika dan Bahasa Indonesia sehingga tentunya menjadi prestasi yang membanggakan.
     "Betul bahwa salah satu upaya mengurangi kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan. Harapannya, setelah mereka bekerja, kembali ke masyarakat, bisa mengajak yang lainnya," katanya.
     Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Gatot Bambang Hastowo menyebutkan pada kelulusan angkatan II tahun ini ada enam siswa meraih nilai 100 untuk Bahasa Indonesia dan Matematika ada empat siswa.
     "Dari 100 persen siswa yang lulus, sebanyak 60 persen sudah bekerja di industri, empat persen melanjutkan pendidikan tinggi, 19 persen proses seleksi industri, dan 17 persen proses seleksi perguruan tinggi," katanya.
     Ia mengatakan siswa yang memilih berwirausaha dan mendaftar TNI ada satu persen, dan hal itu meningkat dibandingkan angkatan I yang ketika itu baru 40 persen lulusan yang terserap di dunia industri.
     "Meski baru berdiri empat tahun, berbagai prestasi telah diraih SMKN Jateng. Total tidak kurang 350 prestasi yang diraih SMKN Jateng, baik di kampus Semarang, Pati, dan Purbalingga," katanya.
     Kepala SMKN Jateng Yudi Wibowo menjelaskan sekolah itu berbeda dengan SMK negeri lainnya karena menerapkan sistem asrama yang menekankan karakter dan siswanya dari kalangan tidak mampu.
     "Siswa kami berasal dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang diseleksi. Seleksi ada di enam lokasi, yakni eks-Keresidenan Semarang, Surakarta, Pati, Kedu, Pekalongan, dan Banyumas," katanya.
     Penanaman karakter, kata Yudi, ternyata berimplikasi positif terhadap lulusan karena banyak dari industri yang sudah menyerap lulusan angkatan I meminta lagi untuk lulusan angkatan II.
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024