Batang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terus melakukan deteksi dini terhadap paham radikal sebagai upaya mencegah dan mempersempit gerakan pelaku teror, kata Bupati Batang Wihaji.

"Kami berharap wilayah Batang dapat kondusif meski ada beberapa pelaku teror berasal dari daerah setempat. Kita harus mampu mempersempit gerakan palaku teror agar tidak berkembang," katanya di Batang, Jumat.

Menurut dia, aksi terori yang akhir-akhir terjadi di beberapa daerah merupakan bukan tindakan yang biasa sehingga harus ada langkah bersama untuk mendeteksi dini di lingkungannya masing-masing.

"Kendati demikian, masyarakat tidak diperkenankan melakukan tindakan main hakim sendiri dan harus dilaporkan pada Polri maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdekat," katanya.

Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Mabes Polri AKBP Jhoni Juwana mengatakan bahwa sebanyak 90 persen aksi teror di Indonesia yang mulai terjadi sejak 1980 hingga sekarang ini adalah dilakukan oleh agama Islam.

"Adapun sebagai target semula adalah orang nonmuslim dan orang asing. Akan tetapi mulai 2011 target aksi terorisme beralih sasaran pada anggota Polri karena mereka menilai untuk mengubah ideologi negara maka sasaran pertama yang harus dilumpuhkan adalah anggota polisi dan tidak menutup kemungkinan ke depan anggota TNI," katanya.

Ia mengatakan ciri-ciri orang yang terpapar paham radikal antara lain mendadak antisosial atau tidak mau membaur, dengan masyarakat, dan menunjukkan sikap perbedaan dari ulama moderat.

Karakteristik kelompok Islam radikal, kata dia, perlu diwaspadai karena berada di sekitar lingkungan masyarakat, apalagi pasukan ISIS telah terdesak oleh kaum milisi di Suriah sehingga beberapa kasus yang terjadi Indonesia merupakan seruan untuk melakukan aksi teror.

"Kita harus bisa melakukan pencegahan terhadap aksi radikalisme dan terorisme. Selain itu deradikalisasi, upaya hukum, pemetaan potensi ancaman, meningkatkan kepekaan pada lingkungan masyarakat, dan waspadai orang atau kelompok yang berpikiran radikal, serta memaksimalkan forum kerukunan umat beragama ( FKUB)," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024