Boyolali (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Boyolali telah menginventarisasi jumlah dan lokasi pengungsian warga sebagai antisipasi dampak letusan Gunung Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kini statusnya waspada.

Kepala Seksi  Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo di Boyolali, Selasa, mengatakan pihaknya sudah mengiventarisasi jumlah dan lokasi pengungsian, termasuk menyiapkan penampungan ternak jika terjadi bencana erupsi.

Ia menjelaskan warga Boyolali yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau berjarak radius tiga kilometer dari puncak Merapi, yakni Dusun Stabelan, Desa Tlogolele Boyolali dengan jumlah warga sekitar 800 jiwa.

Jika terjadi bencana, kata Kurniawan, mereka akan diungsikan ke wilayah Mertoyudan, Kabupaten Magelang yang secara geografis lebih mudah dijangkau masyarakat Stabelan Tlogolele dibandingkan dengan ke Boyolali.

Pihaknya sudah menginventarisasi jumlah pergerakan pengungsian jika aktivitas erupsi Merapi meningkat, seperti jumlah warga, armada kendaraan untuk mengangkut pengungsi dan ternaknya. Bahkan, jalur evakuasi untuk warga juga sudah dicek semuanya.

Kurniawan mengatakan warga setempat di wilayah KRB II atau radius lima kilometer dari puncak, meliputi 17 desa di Kecamatan Selo dan Musuk, dengan jumlah  mencapai belasan ribu jiwa. Lokasi pengungsian dengan sistem "sister village" masing-masing desa yang sudah disepakati sebelumnya sebagai bagian dari kerja sama antardesa dalam kondisi kebencanaan.

Dia mencontohkan Desa Samiran, Kecamatan Selo akan diungsikan ke Mudal, Boyolali Kota. Dalam konsep "sister village" itu pengungsi akan tinggal di rumah-rumah penduduk yang sudah disepakati sebelumnya.

Konsep "sister village" juga mencakup lokasi pengungsian untuk ternak, terutama sapi, yang menjadi ternak utama warga lereng Merapi, terutama Selo dan Musuk.

Ia mengatakan adanya  ribuan ternak milik warga yang juga harus diungsikan ke tempat yang aman sehingga lokasinya juga harus dipersiapkan jika ada arus pengungsian,

"Kami juga mulai mendata lokasi-lokasi di wilayah Kota Boyolali, seperti gedung dan kantor instansi yang dapat menjadi tempat penampungan pengungsi hingga 200 jiwa," katanya.

Pihaknya juga mendata tempat atau tanah lapang untuk lokasi tenda-tenda pengungsian. Lokasi itu untuk pengungsi yang tidak tertampung dalam penerapan "sister village".


 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024