Semarang (Antaranews Jateng) - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah meminta agar seluruh jembatan timbang yang ada di beberapa daerah, diaktifkan kembali untuk mengontrol tonase kendaraan pengangkut.

"Tanpa jembatan timbang, bagaimana kita bisa memantau kendaraan kelebihan tonase atau tidak. Perlu ada ketegasan, kebijakan pusat yang sama di setiap daerah harusnya bisa. Saat ini di Jawa Tengah baru dua yang berfungsi, ini jelas tidak memadai," kata Ketua DPRD Provinsi Jateng Rukma Setyabudi di Semarang, Rabu.

Ia berharap pengawasan angkutan barang dapat lebih ditingkatkan oleh pihak terkait dan aparat berwenang diminta melakukan mengawasu dan menindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku jika memang diperlukan.

"Kami tidak ingin kecelakaan yang terjadi di `Fly Over` Kretek, Kabupaten Brebes, akibat truk kelebihan muatan sehingga rem blong itu terulang," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Menurut Ketua Komisi C DPRD Jateng Asfirla Harisanto, perlu ada pengawasan yang ketat dari Dinas Perhubungan, di antaranya adalah uji kelaikan kendaraan berupa uji kir perlu dilakukan dengan cermat dan ketat guna mengantisipasi truk kelebihan muatan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Saat ini, kata dia, kendaraan berat pengangkut berbagai jenis muatan bisa dikatakan seperti mesin pembunuh di jalanan.

"Petugas uji kir lebih menekankan pada aspek administrasi kendaraan, sementara fisik kendaraan yang seharusnya jadi prioritas justru dilihat sekilas saja. Perlu perubahan mental petugas kir yang ada di dinas perhubungan kabupaten/kota," katanya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024