Kudus (Antaranews Jateng) - Peminat kerajinan sarung batik cap khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada bulan Ramadhan 1439 Hijriah mengalami kenaikan, dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Menurut Pemilik Galeri Batik Alfa Shoofa Kudus Ummu Asyiati di Kudus, Selasa, pada hari-hari biasa produksi sarung batik cap khas Kudus hanya berkisar tujuh helai sarung, sedangkan saat ini bisa mencapai 10 helai sarung.
Hanya saja, lanjut dia, pesanan untuk saat ini sudah tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan tenaga yang ada.
Sementara ini, kata dia, dirinya hanya memenuhi pesanan sarung batik khas Kudus yang sudah diterima sebelumnya.
Stok sarung batik yang diproduksi pada bulan Februari 2018 untuk menghadapi lonjakan permintaan selama bulan puasa Ramadhan, kata dia, juga sudah habis terjual.
Ia mengakui menghadapi bulan puasa Ramadhan dirinya memang memproduksi sarung batik khas Kudus hingga 100-an helai untuk mengantisipasi ketika ada lonjakan permintaan.
Proses pembuatan sarung batik cap dengan motif khas Kudus, lanjut dia, memang membutuhkan proses yang lama karena mulai dari proses pengecapan, kemudian proses colet atau pewarnaan untuk gambar motif-motif tertentu yang membutuhkan warna berbeda hingga proses pengecapan ulang, kemudian dilakukan proses peluruhan warna.
"Berbeda ketika pemesannya hanya sebatas menginginkan pewarnaan celup, maka dalam sehari mampu memproduksi hingga 20-an helai sarung. Akan tetapi, saat ini peminatnya lebih banyak menginginkan pewarnaan colet atau diwarnai secara manual untuk gambar-gambar tertentu," ujarnya.
Untuk itulah, kata dia, karena keterbatasan jumlah pekerja dan tempat untuk penjemuran maupun proses produksi dirinya tidak berani menerima pesanan pada bulan Ramadhan yang hendak dibutuhkan pada bulan ini pula atau menjelang Lebaran 2018.
Harga jual sarung batik cap dengan motif khas Kudus, lanjut dia, yang paling murah Rp350.000 per potong, sedangkan paling mahal Rp500.000 per potong.
Sementara motif sarung batik yang disediakan, katanya, mencapai 10-an motif, di antaranya terdapat motif menara liris cengkeh tumpal ukir, tumpal tales, buket dari mulai beras kecer hingga kembang randu.
Untuk ukuran panjang sarung untuk kaum perempuan 2,15 meter dan lebar 115 sentimeter, sedangkan laki-laki memiliki panjang yang sama 2,15 meter dan lebar 120 cm.
Produk sarung batik yang dijual, selain masih dalam bentuk bahan juga disediakan sarung siap pakai karena sudah dijahit terlebih dahulu.
Pembeli sarung batik cap khas Kudus, lanjut dia, tidak hanya dari masyarakat Kudus, melainkan ada pula dari luar Kudus, seperti dari Jakarta.
Menurut Pemilik Galeri Batik Alfa Shoofa Kudus Ummu Asyiati di Kudus, Selasa, pada hari-hari biasa produksi sarung batik cap khas Kudus hanya berkisar tujuh helai sarung, sedangkan saat ini bisa mencapai 10 helai sarung.
Hanya saja, lanjut dia, pesanan untuk saat ini sudah tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan tenaga yang ada.
Sementara ini, kata dia, dirinya hanya memenuhi pesanan sarung batik khas Kudus yang sudah diterima sebelumnya.
Stok sarung batik yang diproduksi pada bulan Februari 2018 untuk menghadapi lonjakan permintaan selama bulan puasa Ramadhan, kata dia, juga sudah habis terjual.
Ia mengakui menghadapi bulan puasa Ramadhan dirinya memang memproduksi sarung batik khas Kudus hingga 100-an helai untuk mengantisipasi ketika ada lonjakan permintaan.
Proses pembuatan sarung batik cap dengan motif khas Kudus, lanjut dia, memang membutuhkan proses yang lama karena mulai dari proses pengecapan, kemudian proses colet atau pewarnaan untuk gambar motif-motif tertentu yang membutuhkan warna berbeda hingga proses pengecapan ulang, kemudian dilakukan proses peluruhan warna.
"Berbeda ketika pemesannya hanya sebatas menginginkan pewarnaan celup, maka dalam sehari mampu memproduksi hingga 20-an helai sarung. Akan tetapi, saat ini peminatnya lebih banyak menginginkan pewarnaan colet atau diwarnai secara manual untuk gambar-gambar tertentu," ujarnya.
Untuk itulah, kata dia, karena keterbatasan jumlah pekerja dan tempat untuk penjemuran maupun proses produksi dirinya tidak berani menerima pesanan pada bulan Ramadhan yang hendak dibutuhkan pada bulan ini pula atau menjelang Lebaran 2018.
Harga jual sarung batik cap dengan motif khas Kudus, lanjut dia, yang paling murah Rp350.000 per potong, sedangkan paling mahal Rp500.000 per potong.
Sementara motif sarung batik yang disediakan, katanya, mencapai 10-an motif, di antaranya terdapat motif menara liris cengkeh tumpal ukir, tumpal tales, buket dari mulai beras kecer hingga kembang randu.
Untuk ukuran panjang sarung untuk kaum perempuan 2,15 meter dan lebar 115 sentimeter, sedangkan laki-laki memiliki panjang yang sama 2,15 meter dan lebar 120 cm.
Produk sarung batik yang dijual, selain masih dalam bentuk bahan juga disediakan sarung siap pakai karena sudah dijahit terlebih dahulu.
Pembeli sarung batik cap khas Kudus, lanjut dia, tidak hanya dari masyarakat Kudus, melainkan ada pula dari luar Kudus, seperti dari Jakarta.